Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gejala dan Serba-serbi Afeksi

18 Desember 2018   11:11 Diperbarui: 18 Desember 2018   11:53 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gejala adalah kejadian awal dari suatu hal yang sebelumnya biasanya sudah diperkirakan akan terjadi. Seperti terjadinya gempa yang hebat itu gejala akan terjadinya Sunami. Atau terjadinya angin disertai hujan dan ada mendung hitam bisa merupakan gejala akan terjadimya angin punting beliung, atau prahara hebat.

Istilah gejala dipakai oleh banyak ilmu fisika, kesehatan, psikologi dan ilmu terapan yang lain. Pada dasarnya apa sebenarnya yang terjadi? Setiap kejadian itu berdampak, berpengaruh pada kejadian sesudahnya, oleh hukum sebab akibat. Tetapi juga tidak mustahil suatu kejadian didahului oleh kejadian yang adalah akibat dari kejadian besar yang belum tampak, karena belum masak, atau belum sempurna. Demikian seperti halnya pusing dan mual sekedar gejala terrasanya akibat penyakit yg lebih berat, misalnya pasien gegar otak, vertigo,atau demam malaria. 

Setiap kejadian adalah peristiwa..Setiap peristiwa layaknya diamati, dilihat, didengar, dialami, dirasa dimengerti. Bila ada kenyamanan ketertarikan dihayati, diakui adanya, bahkan dipelajari lebih jauh, dimaknai dan diresapi pesan pesannya. Selanjutnya diamalkan pesannya dan dikomunikasikan dibagikan kepada sesama. (Rm.G.Utomo mengatakan dengan : 4 P, Peristiwa, Pengalaman, Pemaknaan, Pengamalan)  Pandangan ini melihat segala sesuatu dalam konteksnya dan dilihatnya secara keseluruhan.

Cara pandang tersebut diatas dapat jadi membuat orang tidak bicara lagi antara gejala dan pokok perkara yang dihadapi. Keseluruhan sudah menjadi "Peristiwa dan Manusia." Mungkin saja mengatakan gejala itulah "Peristiwa" yang dengan gejala/kejadian-awal. Coba periksa Peristiwa percintaan ini: Jatuh Cinta ada pandangan pertama itu sudah merupakan Percintaan itu sendiri. Bandingkan dengan percintaan yang tumbuh dari pertemanan dan atau persahabatan. Masyarakat mengatakan : "Witing tresno amargo soko kulino"

Ada peribahasa Italia Kuno mengatakan : "Quod volumus libenter credimus" yang artinya :"apa kita kehendaki, mudah kita percayai". Pada ungkapan itu menunjukkan betapa spontan dan mudahnya orang dengan akalnya menangkap kejadian karena sebelumnya sudah merindukan.

Orang bisa saja sudah menaruh harapan, mengkhayalkan, membayangkan suatu kejadian, merindukan dan baru belakangan menemukan dan mengalami dengan rasa suka.Dalam kasus yang demikian dengan mudah mempercayai dan menerima kejadian dengan akalnya, meskipun ternyata dengan akalbudinya melihat kejadian itu tidak baik.

Nah disini kita perlu membedakan sekurangnya dua potensi funksi manusia yang Psikologi menyebut dengan Afeksi dan Kognisi. Kalau mau lebih jauh dari situ, kita temukan Motivasi

Afeksi,dalam definisi pendek, biasa dimengeti sebagai perasaan dan reaksi emosional terhadap obyek. Menurut saya adalah respon dengan daya rasa, yang menurut falsafat skolastik adalah gerak ego (aku) merespon sasaran yang ditangkap oleh indera yang lebih badani. Rasa bisa muncul awal dan bisa terus bertahan lama bahkan setelah funksi ego yang lain bekerja, misalnya funksi kognisi.

Kognisi adalah peran ego merespon objek dengan nalar. Dengan kognisi ego menangkap lebih dalam terhadap objek sampai ke tingkat kepercayaan dan pengetahuannya akan obyek 

Seperti tampak sejalan dengan perbahasa Itali Kuno "Quod volumus libentar credimus" diatas  "apa (objek) yang kita kehendaki (voluntas) dengan mudah/suka(emosional), kita percayai kita terima dengan pengertian (kognisi)".   Ada hubungan saling mengisi melengkapi dari afeksi timbal balik dengan kognisi. Dan dari keduanya maka terlahir kehendak (voluntas). Kehendak yang kuat dan bisa bertahan lama akan menjadi daya gerak kepada perbuatan. Bahkan perbuatan-perbuatan baru yang diciptakan tetapi masih tergerak oleh motivasi lama itu tadi.

Ada dua kata yang dari akar kata sama : motivasi - emosi. Itu berasal dari kata "Movere" = menggerakan. Motivasi adalah sebagai kata kerja berarti menggerakan untuk kegiatan. Kadang diberi arti sebagai "daya gerak", niat, atau maksud hati. Sedangkan Emosi sering dimaksudkan sebagai Perasaan yang muncul dengan kekuatan besar menggerakkan untuk berbuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun