Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Desain Kehidupan

11 September 2017   16:46 Diperbarui: 11 September 2017   16:54 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"People who are unable to motivate themselves must be content with mediocrity, no matter how impressive their other talents." (Andrew Carnegie) Bagaimanapun istimewanya bakat seseorang apabila tidak mampu memotivasi diri dia akan tetap menjadi orang setengah setengah. Suatu pagi saya lontar gagasan itu di Facebook.

Belum lama dari itu saya sudah menulis pengalaman berjudul "Belajar Pola saat tenggelam dalam problema kehidupan" ( http://www.kompasiana.com/astokodatu/belajar-pola-saat-tenggelam-dalam-problema-kehidupan_5770bb83ce92730c061e9c98  ) Tetapi disini akan saya paparkan lagi betapa pentingnya motivasi itu. Para motivator  memberi motivasi dengan menciptakan desain2 kehidupan.

Penulis sendiri dari sebelum tahun 1990 memotivasi petani pedesaan dengan tujuan mengajak mereka bertani "Back to Nature", "Rukun Hidup Bersama","Berbudaya Maju". Setiap tahun menyelenggarakan "seminar" mengundang pakar dari perguruan tinggi. Beberapa desain perilaku, seperti membuat bibit unggulan local yang sesuai kondisi alam setempat, menggunakan pupuk kandang, kompos, konservasi tanaman pelindung, membangun koperasi simpan pinjam, menata ulang paguyuban dengan managemen sederhana, membiasakan membuat program kerja dengan metoda awal merumus bersama dalam "keprihatinan bersama", mengacu semboyan Globaly thinking, locally acting. Membiasakan Evaluasi pada setiap tadapan program, Keseluruhan ada pola Evaperca Evaluasi dan perecanaan. Belakangan pola itu disempurnakan oleh pola atau Desain Spiral kepedulian, yang menggambarkan dinamika berkesinambungan dari kepedulian, penganalisaan, penelahan dengan pedoman hasil2 seminar, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, penyempurnaan, penemuan masalah lapangan, perumusan dst.

Desain merupakan perencanaan dalam pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau struktur. Kata "desain" dapat digunakan sebagai kata benda maupun kata kerja. Dalam artian yang lebih luas, desain merupakan seni terapan dan rekayasa yang berintegrasi dengan teknologi.  Desain tersusun dari Pemetaan Subyek/obyek dalam urutan prioritas dan Proses yang tertata dalam pembagian tahapan pengerjaan. Dalam budaya kita sekarang coach-coach, dan motivator-motivator merancang masing-masing desain-desain kehidupan buat pribadi atau kelompok melalui pelatihan pelatihannya.

Dari pengamatan selama ini tampaknya ada perbedaan besar motivator kehidupan dewasa ini dengan para nabi yang menunjukkan jalan kehidupan untuk umat mereka. Para nabi atau apapun sebutannya membina kehidupan berdasarkan sabda-illahi yang dimutlakkan sementara coach melatih mengantar kliennya menjalani kehidupan yang sukses dalam karir, percintaan atau kehidupan sesuai dengan target pilihannya. Pada awalnya coach sebutan ini diberikan bagi pramuladi barang dagangan, yang harus terlatih, lama kelamaan menjadi pelatih pelayan toko, lalu pelatih penjualan, dan kini menjadi pelatih tehnik mencapai karir dan kehidupan luas.

Kliennya coach/motivator diajak menemukan dirinya dan dilatih melalui desain motivator mencapai target pilihannya. Klien para motivator mulanya berangkat dari dan untuk kepentingan teknis, seperti teknik penjualan, teknik mencapai jenjang karir tertentu, teknik percintaan dan aspek kehidupan tertentu, seperti mengatasi ketakutan, mennunjang kepemimpinan, penampilan atau pencitraan yang sukses. Ada pelatihan bagi para pelatih, bagi para motivator dari skope lebih sempit, seperti di pedesaan perlu ada petugas pendorong semangat dst. Bahkan seorang coach yang saya kenal diundang untuk melatih berwira- usaha bagi perwira menengah yang siap memasuki masa purna tugas.

Contoh dapat diberikan untuk menunjukkan pelbagai bentuk desain kerja dari pelbagai kepentingan, pihak, tujuan.

Pada Pelatihan Motivator (traning for trainers/TOT) misalnya diberikan : Kerangka target/tujuan, Dorongan untuk berhasil, Meneliti proses untuk sukses, Mental saat kesulitan, Menghargai pekerjaan, dan senadanya. 

Bandingkan dengan Pelatihan untuk Kepemimpinan bagi kaum muda :  Kerangka Kepemimpinan, Konsep2 kepemimpinan, Coaching, Counseling, Sharing, Training, Mengenal kejiwaan anak buah. Bandingkan dengan Pelatihan Sales : Tehnik panjualan dari pintu ke pintu, Telemarketing selling, Complete selling, Penampilan sales dan bahasa tubuh sales.

Para  motivator kebanyakan  memberi langkah teknis diawali dengan Pembongkaran Mindset atau merevisi pola dasar pendirian seseorang yang membawa kepada keberhasilan atau target. Oleh karenanya pada umumnya diberikan pembahasan reflektif tentang :

  • Pentingnya Fokus atau konsentrasi pemikiran
  • Mengatasi beda pendapat orang lain terhadap pendirian kita
  • Hunger for success dan percaya terhadap suksess.
  • Mengenali Peluang, Momentum
  • Perubahan.

Mari kita lebih belajar lagi dari para motivator. Seorang Hale Dwoskin, seorang dari Sedona Arizona,USA,  menawarkan "Cara Dahsyat melepaskan Belenggu Pikiran dan Emosi untuk memasuki kebahagiaan sejati"  Itu tertera di kulit depan bukunya berjudul : The Sedona Method, saya baca dari terjemahannya oleh Hendro Prabowo dan Rina Mulyati,diterbitkan Pt Ufuk Publishing House, Jakarta 2009. Disana ditegaskan dari pengamatan psikologis bahwa semua emosi negatip itu tidak berguna dan harus dihilangkan. Bahkan emosi yang positip pun sementara sebaiknya dihentikan. Sebab akhirnya kebutuhan hidup kita adalah : 1, pengendalian, 2. Cinta, 3.Pembuktian, 4. Keunikan, 5. Ke-utuh-an/integritas diri. Keutuhan ini terjadi saat kita bilang pada diri sendiri : Kau harus, atau Kau sebaiknya, atau Terpaksanya perlu. Maka ajakan sederhananya dengan proses ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun