Mohon tunggu...
Astya Panggulu
Astya Panggulu Mohon Tunggu... Human Resources - SOCIAL WORKER

SETIAP MASA ADA ORANGNYA SETIAP ORANG ADA MASANYA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepoin Cerita Pedagang Mainan Keliling yang Beromset 45 Juta

15 Juli 2020   15:09 Diperbarui: 15 Juli 2020   15:15 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BOYOLALI: Wati Wakinem, merupakan peserta PKH tahun 2015 dengan pendamping sosial bernama Syarief Hidayatullah. Komponen yang dimilikinya kala itu pendidikan. Anak SD dan SMA. Bu wati berasal dari Dukuh Grenjeng Rt 07/ Rw 01 Desa Kenteng Kecamatan Nogosari. Pekerjaan bu Wati dan suami sebagai buruh jahit borongan di Jakarta, kala itu. Penghasilan yang didapat sangat minim dan pas-pasan terlebih untuk hidup di Jakarta dan membiayai anak-anaknya dikampung.

Bu Wati memiliki cita-cita besar dengan memberikan pendidikan kepada anaknya sampai menjadi sarjana agar kehiduan anaknya tidak lagi seperti orangtuanya. Keinginan ini tidak hanya berasal dari Bu wati dan suami saja, melainkan anaknya pun memiliki cita-cita tinggi pula.

Dengan berbagai pertimbangan, bu Wati dan suami memilih keluar dari pekerjaannya dan memilih pulang kampung untuk berwirausaha dengan berjualan mainan anak keliling sekolahan SD menggunakan sepeda ontel. Bu Wati  optimis usahanya akan berbuah manis untuk keluarganya dan bisa hidup lebih sejahtera.

Meski dalam keadaan ekonomi yang terbatas, bu Wati tidak ingin bergantung dengan bantuan pemerintah secara terus menerus.

Karena usaha tidak akan mengkhianati hasil serta doa seseorang, pada tahun 2019 usaha kecil-kecilannya mulai berkembang. Ia membuat toko sendiri dirumah dengan hasil uang tabungan yang sedikit demi sedikit dikumpulkan dan juga ditambahkan dengan hasil pinjaman di KUR. Tokonya berkembang tidak hanya menjual mainan anak-anak saja, melainkan kosmetik, ATK ATS, maker, kembang hias, pot bunga, jus buah, dan lain-lain.

Omset yang ia peroleh saat ini antara 40juta sampai dengan 45juta/bulan. 

Kesukesan tersebut bisa ia ukur dari pendidikan anaknya yang telah mencapai tahap sarjana, rumah sederhana yang dahulu ia tempati kini sudah direnovasi cukup bagus dan sangat layak untuk dijadikan tempat tinggal, tokonya juga terbangun semakin besar, serta bisa membeli kendaraan berupa mobil walau bukan mobil baru.

Akhirnya di bulan Desember 2019 ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari kepesertaan PKH.

Ibu Wati dan keluarga berharap, dari kisah sukses yang ia bagi, dapat memotivasimasyarakat yang lain secara umum, dan terkhusus untuk KPM PKH yang lain untuk bisa mandiri dengan membuka usaha sebagaimana minat,bakat dan peluang pasar yang ada.

dokpri
dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun