Sampah makanan (food waste) merupakan makanan yang dapat dimakan oleh manusia tetapi dibuang, hilang, rusak, atau dikonsumsi hewan dan termasuk bagian yang tidak dimakan. Sampah makanan sendiri telah menjadi jenis sampah terbesar di Indonesia. Dikutip dari kompas pada penelitian Barilla Center for Food & Nutrition, indeks besar hilang dan mubadzir pangan di Indonesia termasuk dalam kategori buruk.
Bappenas pada tahun 2021 melakukan penelitian terhadap food waste di Indonesia pada interval tahun 2000-2019 mendapatkan hasil bahwa potensi sampah yang dihasilkan dari makanan yang terbuang sebelum diolah sebesar 115-184 perkapita per tahun. Pembuangan sampah tanpa diolah dapat menyebabkan pemanasan global, timbunan sampah tersebut dikonversi menjadi gas metana yang dapat menyebabkan pemanasan global 21 kali lebih besar dari CO2. Sehingga sampah tersebut akan lebih baik jika diolah dengan tepat.
Sampah makanan dapat dikonversikan menjadi biogas. Biogas merupakan gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses penguraian bahan organik oleh bakteri anaerob. Biogas yang terbuat dari sampah dapat menggantikan bahan bakar konvensional dan menyelamatkan pencemaran lingkungan dari sampah, terlebih sampah makanan. Pada proses pembuatannya, sampah makanan mengalami tiga tahap, yaitu hidrolisis, asidifikasi, dan metanogenesis.
Proses hidrolisis merupakan langkah awal proses anaerobik yang mengubah bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat diurai oleh mikroorganisme pada proses fermentasi. Pada proses ini mikroorganisme yang dilibatkan adalah mikroorganisme hidrolase. Pada proses penguraian dengan mikroorganisme hidrolase senyawa-senyawa organik kompleks dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti polisakarida dirubah menjadi monosakarida.
Pada proses asidifikasi, bakteri menghasilkan asam sehingga senyawa rantai pendek hasil proses hidrolisis melalui proses asidifikasi mengahsilkan asam asetat, gas hidrogen, dan karbondioksida. Pembentukan asam pada proses ini sangat diperlukan untuk membentuk gas metana pada proses metanogenesis serta dapat membentuk alhokol, asam organik, asam amino, karbondioksida, H2S dari senyawa yang bermolekul rendah.
Proses metanogenesis membentuk metana dan CO2 dengan senyawa yang dihasilkan pada proses asidifikasi. Pada proses ini juga menggunakan bakteri sehingga bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfir yang ideal untuk menghasilkan metana.