Mohon tunggu...
asroni hamid
asroni hamid Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Titik Pemimpin

29 November 2017   01:10 Diperbarui: 29 November 2017   01:53 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Menjadi pemimpin itu memang nggak gampang. Tapi juga nggak susah susah amat. Jadi gimana nih? Jadi ya tetaplah berjalan sesuai rel yang ada. Jangan keluar dari rel. Jika keluar sedikit, akan ada banyak masalah. Masalah pasti ada dan tentunya ngumpet dimana-mana. Terkadang hadir tanpa kita sadari. Itulah tanggung jawab seorang pemimpin. 

Namun jika merasa gampang untuk jadi seorang pemimpin, jangan menggampangkan ketika memimpin. Jadi pemimpin banyak godaannya. Hampir tak ada ruang untuk tidak digoda. Makanya banyak pemimpin yang terpeleset tergoda. Tapi yang nggak tergoda juga nggak sedikit lho? Harap info aja! Buktinya, banyak pemimpin yang bijak, jujur, amanah, tegas, merakyat, juga nggak banyak teori dan birokrasi. Itu ciri-ciri yang bagus dan diminati masyarakat pada umumnya.

Secara garis besar menjadi pemimpin itu bisa kita cari dari diri kita sendiri. Bagaimana kita mengatur rutinitas harian. Mulai bangun tidur, beraktivitas, menyudahi rutinitas, lalu persiapan tidur, lalu bangun tidur lagi. Begitu seterusnya dan selalu berlanjut. Seorang pemimpin mulai terlihat nyata ketika mengayuhi bahtera rumah tangga. 

Buktikan jiwa pemimpinmu saat menjadi kepala rumah tangga. Sebab menjadi pemimpin dalam ikrar rumah tangga itu nggak gampang. Predikatnya nggak sekedar janji saat sebelum menikah saja. Meliuk-liuk janjinya tanpa control dan balance. Dan nyatanya itu tetap berlangsung sampai titik awal pernikahan. Nah, setelah menikah itulah biasanya janji-janji manisnya mulai ditaburkan alias dimasa bodohkan. Persis seperti caleg pas kampanye kan? Saat kampanye janjinya tuh mendayu biru. Begitu jadi nyalegnya, janji-janjinya dinina bobokan begitu saja. Tanpa merasa bersalah dan tak ada komen. Ya begitu, pada umumnya pemimpin itu. Suka ingar janji!!

Jadi untuk memulai jadi pemimpin yang baik, melihat pemimpin yang baik, menganalisa para pemimpin yang baik, cukup gampang dengan melihat keteladanan saat memimpin keluarga kecilnya. Sebab memimpin keluarga saja, terkadang kita dibikin sewot. Yang inilah, yang itulah, yang beginilah, yang begitulah. 

Apalagi memimpin dalam skala yang lebih besar lagi. Mumet kan? Tapi ya memang itu kewajiban menjadi seorang pemimpin. Sudah dijelaskan oleh para alim dan 'ulama, akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinanmu kelak. Kalau nggak percaya tanya pak kyai atau ustadz. Kurang lebihnya ya begitu kesimpulannya. Memang nggak gampang jika mau jadi pemimpin itu. Banyak rintangan,  juga tak terhingga pahala yang didapat. So, buktikan dan mulai dulu dari kepemimpinan diri kamu sendiri, lalu meningkat ke keluarga kecilmu. Sebab itu merupakan sebagian sudut "titik pemimpin" yang diharapkan. Semoga kita termasuk didalamnya. Amin,... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun