Mohon tunggu...
Muhammad Asri Amin
Muhammad Asri Amin Mohon Tunggu... Freelance consultant -

Dokter umum, pemerhati epidemiologi penyakit menular dan komunikasi kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjelang Masa Tawuran

26 April 2011   07:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

para senior menyiapkan ketapel atau patte, ketapel dibuat dari potongan cagak ranting pohon, guntingan ban dalam sepeda dan potongan kulit kerbau atau kulit dari sepatu yang sudah tak dipakai selain ketapel disiapkan pula sarambok dibuat dari potongan kain tebal diberi muatan batu seukuran tinju kemudian diputar-putar dan disentakkan dengan teknik tertentu sehingga muatan terpental meluncur ke arah sasaran, untuk itu diperlukan pelatihan singkat dan akan terbiasa nanti. Peluru untuk ketapel dibuat dari gulungan tanah liat dikeringkan dibawah cahaya matahari atau dibakar agar mengeras. Peluru ketapel dapat diberi potongan kaca sehingga daya rusaknya besar target bisa benjol dan terluka. Katapel dan sarambok diproduksi oleh remaja senior sedangkan kami yg lebih kecil menyiapkan peluru mulai dari mencari tanah liat sampai dengan pengeringan peluru tanah liat dan juga ikut membantu mengangkut peluru ke lokasi tawuran. lokasi tawuran berada didaerah persawahan yang merupakan batas wilayah antara kampung Maricaya dan Bara-baraya,lokasi tersebut jauh dari pemukiman, tawuran ini rutin dilakukan setelah masa panen selesai. Saya tak tahu kenapa dan apa yang menjadi penyebab permusuhan anak muda antar kedua kampung. Tapi umumnya anak laki sudah menerima dari kakak atau tetangga yang lebih senior bahwa musuh kita adalah anak Bara-baraya. Perang ketapel waktunya berlangsung siang hari sehabis makan siang sampai sore, tak ada ukuran yang jelas tentang pemenang dan tak ada juri. Hasilnya jelas tiap hari ada saja yang benjol atau luka. Perang ini akhirnya berhenti sendiri mungkin karena adanya operasi Kopkamtib waktu itu, tidak semua anak laki ikut dalam perang antar kampung atau hanya yang nakal dan yang mau saja yang ikut terlibat dalam tawuran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun