Rindu, serindu rindunya  untuk buka bersama keluarga besar suami dan keluarga sepupu, karena  keluargaku semua di luar kota, apa hendak di kata ada suatu hal yang tak mampu diceritakan secara gamblang di tambah dengan suasana covid-19 menambah jarak kita bersama keluarga.Â
Mau dibilang apa dari pada kita terkena covid lebih baik menjaga.
Terutama di lingkungan kompleks dan kerja suami, yang terus bertambah dampak  virus ini, bahkan ada satu keluarga terkena virus ini yang akhirnya di karantina di rumah, yang lebih parah di rawat di rumah sakit atau karantina di Hotel Lahendong yang cukup jauh dari perkampungan, dan sekitar setengah jam perjalanan dari rumah.
Hari ini saja suami bercerita sudah ada sekitar 50  orang yang terkena covid-19 dari anak anak hingga orang dewasa. Kemungkinan akan ada lagi  lockdown seperti di awal awal  covid-19 yang mana kita yang di dalam tidak bisa keluar dan yang di luar tidak bisa masuk ke kompleks.
Untuk kebutuhan sehari hari disediakan oleh koperasi atau kita pesan dengan tukang sayur langganan yang hanya diantar hingga pagar pintu masuk kompleks.Â
Tapi masih saja  di Palembang, di anggap hal ini biasa saja tak menganggap hal itu sebagai hal yang perlu dijaga, di tempat tempat  nongkrong anak anak muda masih terlihat ramai dan ada juga yang tak memakai masker.
 Bahkan sempat kemarin malam saat baru pulang dari tempat adik buka bersama dan sekaligus empat puluh hari tante.
Tempat tongkrongan di mana mana tetap seperti biasa, apa lagi tempat yang paling mendukung untuk duduk duduk di malam hari.
 Bagai mana mau berlalu jika banyak yang tak sadari dengan semua ini.
Biasanya, ada waktu dan kesempatan pasti ke Jakarta untuk silaturahmi dengan kakak dan terkadang tepat dengan waktu bulan puasa.
 Tapi dua tahun ini kita lebih menahan kerinduan kita untuk bertemu dan sekedar makan bersama.
