Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Taruni Ku Terpapar Covit

20 September 2020   10:47 Diperbarui: 20 September 2020   20:47 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Hati mana yang tak hancur ketika berita itu membuat aku terdiam dan bertanya tanya. Bagaimana bisa semua terjadi sedang dia menjaga kesehatannya, tetap berolahraga, tidak pergi kemana mana bahkan makanannya pun terbilang sehat.

Tiada yang mampu menolak kehendak Allah, tiada yang bisa memilih kalau itu tertulis di telapak tangan. Sebagai seorang ibu jika ada pilihan biarkan ibu yang merasakan dan menanggung segala rasa sakit, perih luka saat anak belajar berjalan, saat sakit, saat berjalan di terjalnya lereng kehidupan.  Tapi aku hanya seorang ibu yang hanya mampu memenuhi ruang dengan berdoa serta zikir serta memberi kekuatan kepada anak untuk mampu melewati setiap tahap tangga menuju tangga berikutnya yang hanya berupa ujian lahiriah bahkan bathin.

Berita di media tentang virus ini sudah menjadi momok yang menakutkan bagi siapa saja dari kalangan atas hingga bahwa dan tidak memilih tempat, di mana pun penyebarannya terus meningkat.

Sebelum keberangkatan menggunakan pesawat, anak anak harus tes rapit dan hasil tes rapit itu meragukan hingga di lakukan sweb, tiga hari kemudian kita mendapat khabar bahwa sang anak terpapar virus ini, tanpa gejala (dari batuk, flu, lemas , sesak nafas dan tanpa mampu mencium bau.). Apa yang harus ibu lakukan untuk menyampaikannya pun merasa takut karena tahu bagaimana proteknya anak pada dirinya agar tidak terkena virus ini.

Perang bathin di mulai siap tidak siap, apapun yang akan terjadi, harus mampu menyampaikan.

"Mama sudah tanya dokter, kata anakku 

Dengan jantung yang berdegup kencang, bibir yang keluh,

 " sudah dan uni terpapar virus,"

 Teriakan yang keluar dari mulutnya membuat hati menangis, aku tak ingin, anakku melihat mamanya menangis. 

Dengan tangis yang tertahan aku berusaha memberi penjelasan dan harus mengambil sisi baiknya dari setiap kejadian.

Jeritannya semakin kencang, tangisnya memilukan hati, mulai memukul mukul dirinya, tidak terima kenapa dia yang harus kena yang selama ini tidak kemana mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun