Mohon tunggu...
Asmara Hadi
Asmara Hadi Mohon Tunggu... lainnya -

guru (tanpa huruf kapital) yang berusaha menulis tentang kegelisahan jiwanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Iblis yang Pensiun Dini 

10 November 2010   14:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1289398293127169663

Alkisah, Iblis (=nama salah satu jin yang diusir Allah dari surga) menghadap Allah dan menyerahkan surat berisi pengajuan pensiun dini. Lalu iblis mengatakan, “Wahai, Allah, hamba sudah tak sanggup lagi menggoda manusia.”

Allah kemudian bertanya, “Hai, Iblis! Kenapa kau lakukan ini? Apa alasanmu untuk pensiun dini?”

Iblis pun menjawab, setelah beberapa jenak mengatur nafasnya yang tidak karuan seperti hendak meledakkan kedongkolan akut semenjak jutaan tahun silam, “Hamba sudah tidak tahan lagi. Perasaan hamba sudah tidak karuan, fisik dan mental terkuras habis oleh ulah manusia-manusia zaman sekarang.”

Iblis terlihat mulai tenang sebelum melanjutkan keluhannya.

“Bagaimana hamba tidak habis pikir,” kali ini mimiknya serius, “Ada seorang jaksa yang harusnya menegakkan hukum, tetapi malah terlibat kasus suap miliaran rupiah. Ada menteri yang aji mumpung, menghabiskan uang rakyat dan berfoya-foya dengan duit hasil korupsi.

Ada pejabat yang membawa lari istri orang. Sebagian anggota DPR yang hobi plesir keluar negeri pakai uang rakyat dengan dalih studi banding. Oknum tokoh—sebagian mereka juga dikenal sebagai ustadz, yang semestinya jadi panutan, tetapi kok malah melakukan pelanggaran secara terang-terangan.

Ada pula seorang lelaki paruh baya tega membunuh ketiga anaknya yang berusia sepuluh, lima, dan tiga tahun sebab istrinya berselingkuh dan bercinta dengan lelaki lain. Pun juga ada sebuah kampung yang warganya memperjualbelikan anak-anak mereka seperti menjual dagangan di pasar ikan ….”

Iblis menggeretukkan geliginya, geleng-geleng kepala pertanda memendam muak luar biasa.

“Hamba khawatir, Paduka, khawatir justru hamba yang akan tergoda oleh ulah manusia ….”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun