Mohon tunggu...
Asma Aris
Asma Aris Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Farmasi dalam Menyongsong Indonesia Sehat 2025

14 Januari 2018   00:50 Diperbarui: 14 Januari 2018   08:14 1950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam dunia farmasi terdapat beberapa suatu kendala baik dalam sistem seleksi/perencanaa, penyediaan/pengadaan,penyimpanan dan distribusi, serta penggunaan . Dalam sistem seleksi/perencaaan yaitu selsksi obat tidak berdasrakan metode konsumtif, metode morbidutas dan metodepereto. sistem penyediaan/pengadaan yaitu pengadaan dilakukan oleh pihak ketiga melalui penunjukan langsung dimana obat dan perbekalan kesehatan yang dibutuhkan tertera pada surat perjanjian (menghindari pelelangan umum). 

Penyimpanan dan distrbusi yaitu obat dan perbekalan farmasi yang diterima dipuskesmas disimpan ditempan penyimpanan obat yang khusus sehingga dapat menyebabkan kerusahan. Terakhir penggunaan ialah pengetahuan konsumsen (masyarakat) terhadap obat yang diterima tidak ada serta pelayanan kesehatan yang kurang sehingga banyak obat yang tidak digunakan seluruhnya oleh pasien.

Dengan melihat beberapa kendala dalam dunia farmasi, tentu hal ini membuat tugas yang cukup berat dan menantang dalam dunia pengobatan seperti lembaga-lembaga yang memeliki wewenang untuk menjaga dan bertanggung jawa atas penyebaran produksi obat-obatan pada konsumen. Selain itu, pelayanan kepada masyarakat dan pengembangan mutu kualitas dari "Apotek" maupun "apoteker" harus dapat dipertahankan ataupun dikembangkan agar nantinya peran farmasis yang bergelut pada bidang tersebut dapat menjadi suatu pedoman untuk menjadikan kualitas mutu kesehatan lebih baik di Indonesia ini.

Cabang-cabang produksi obat-obatan telah banyak bermunculan di berbagai pelosok negeri ini, namun tidak sedikit pula dari begitu banyaknya pengembangan tersebut, justru banyak penyebaran obat-obatan ilegal ataupun toko-toko penjualan obat ilegal. Hal inilah yang harus diwaspadai dan harus dijaga agar hal itu dapat dicegah ataupun dapat diatasi agar tidak terdapat lagi hal seperti itu. Peran apotek yang akan menunjung dunia obat-obatan nantinyalah yang memiliki peran terhadap hal ini. Dimana apotek yang legal dan telah tetapkan secara resmi harus meningkatkan kualitas produksi obat-obatan yang kelak dapat menjamin kesehatan dari produksi obat tersebut oleh kunsumen.

Peminat akan dunia farmasi tidak dipungkiri lagi peningkatannya setiap tahun dan dari hal inilah, dari peningkatan peminat dalam dunia farmasi nantinya dapat menyaring para farmasis yang berintelektual untuk menjamin pengembangan farmasi untuk menjadikan Indonesia sehat kedepannya. Farmasi bukanlah hal semata-mata hanya menciptakan obat untuk menjadikan masyarakat sehat. Namun pada ruang lingkup farmasi sendiri, dimana dituntut untuk lebih kondusif dalam obat-obat yang diciptakan ataupun diproduksi agar tetap menjaga kestabilan dari obat tersebut dan memang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Pelayanan kefarmasian saat ini sudah semakin berkembang. berbagai tuntutan yang ada di masyarakat menjadi tantangan untuk pengembangan dalam dunia kefarmasian, seperti Pharmaceutical care yaitu obat sampai ke tangan pasien dalam keadaan baik, efektif, dan aman disertai dengan informasi yang jelas sehingga penggunaannya tepat dan mencapai kesembuhan. Tuntutan farmasi untuk dapat berperan dalam perkembangan industri farmasi yaitu perkembangan Drug delivery system, pengembangan cara produksi dan metode kontrol kualitas.

Beberapa hal yang melibatkan farmasis dalam kesehatan masyarakat :

1. Identifikasi health-ralated public/comm problems: secara luas berprinsip pada epimidemiologi,  termasuk pengumpulan data yang diperlukan untuk penentuan penyebab penykit, efek (obat), penyembuhan penyakit.

2. Penentuan prioritas kesehatan: yaitu lewat proses legislative/regulasi yaitu penentuan alokasi dana untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan.

3. Health-planning: setelah prioritas ditentukan, program pelaksanaan disusun secara sistematik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

4. Evaluasi-program : data harus dikumpulkan untuk  digunakan sebagai umpan balik sebagai proses perencanaan tugas berikutnya, sehingga menjadi dinamik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun