Mohon tunggu...
Laode Aslan
Laode Aslan Mohon Tunggu... Dosen -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papa Novanto Mundurlah

21 November 2017   16:43 Diperbarui: 21 November 2017   19:05 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Papa Novanto   dalam dua minggu terakhir ini menjadi figur yang paling terkenal sejagad nusantara.  Betapa tidak, beragam cara dilakukan sebagai Ketua DPR sekaligus ketua Umum salah satu partai besar di negeri ini  untuk bersikukuh bahwa dirinya hanya korban fitnah dan rekayasa sehingga sangat hakkul yakin  bahwa Papa Nov tidak terlibat kasus E-KTP.

Dalam Kasus E-KTP ini,  papa Novanto diduga merugikan negara sekitar Rp 2,3 triliun. Dalam kasus ini, papa Novanto disangkakan melanggar Pasal 2 Ayat 1 Subsider Pasal 3 UU No 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Kasus E-KTP ini bukan merupakan kasus pertama yang menerpa papa Novanto. Beliau sudah beberapa kali disangkut pautkan  dalam berbagai kasus korupsi yang terjadi di tahun tahun sebelumnya. Tapi papa Novanto tetap berhasil lolos dari jeratan pelanggaran hukum.

Namun baru kali ini sejarah hidup  papa Novanto berubah. Beliau telah menginap di Rumah Tahanan (Rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta sejak Minggu 19 November 2017 malam untuk 20 hari ke depan. Hal ini tidak terlepas dari alasan objektif dan subjektif  KPK akibat menghilangnya papa Novanto pasca-didatangi petugas KPK di rumahnya hari Rabu, tanggal 15 November 2017. Belum cukup sehari setelah menghilang, papa Novanto sang Ketua DPR sekaligus ketua umum Partai Golkar berhasil dilacak keberadaaanya setelah papa Novanto mengalami kecelakaan.

Penulis tidak ingin mengulas proses kecelakaan yang menimpa papa Novanto, tetapi dampak menabrak tiang listrik menimbulkan gejolak pemberitaan yang membahana di seluruh negeri. Negeri ini seolah bersatu dan kompak menyikapi sepak terjang papa Novanto.  Ada 3 (tiga) hal yang  sangat menarik ditinjau dari segi psikologi sosial dan sangat perlu menjadi pertimbangan serius buat papa Novanto demi mejaga marwah hidup sebagai tokoh  ke depan.

Pertama, perlawanan secara psikologi sosial dari para warga netizen sudah semakin gencar, bersatu  dan membahana. Mulai dari ciutan di medsos, pembuatan lagu tentang sang tiang listrik, game tiang listrik. Beragam ungkapan dan ekspresi warga netizen terasa menggelikan namun bermakna sindiran. Meme menggelikan dan menyindir (satire)  terkait kecelakaan mobil yang dialami Setya Novanto ramai di media sosial. Netizen seakan tidak takut lagi  dengan ancaman dan reaksi dari pengacara papa Novanto  yang akan melaporkan para pembuat meme ke  polisi.

Para netizen sangat ramai dan  menunjukkan sikap satire. Sindiran ala satire  dengan seakan akan menunjukkan keprihatinan pada  kondisi tiang listrik pasca ditabrak mobil Fortuner papa  Novanto. Mereka   ramai-ramai menyerukan #SaveTiangListrik yang sempat jadi trending topic nomor satu di Twitter Indonesia. Bahkan  seorang netizen membuat akun Twitter bernama @TiangListrik_ID. Akun ini memposting sejumlah cuitan layaknya sosok yang menjadi korban. Di Jogja, Ada netizen berekasi dengan membuat game berbasis android, bernama 'Tiang Listrik' .Game ini telah muncul di Playstore tak beberapa lama setelah terjadinya kecelakaan, Kamis (16/11/2017) lalu. Di Bali pun tak kalah serunya. Ada warga yang mebuat lagu tentang jasa dari tiang listrik. Lagu yang viral ini  berjudul 'Rip Tiang Listrik'. Lagu ini memiliki lirik yang menyindir tiang listrik dan bapak yang suka tidur.

Mereka telah menjadikan  tiang listrik sebagai idola sekaligus 'hero' sehingga papa Novanto  dengan mudah dapat ditemukan dan ditangkap oleh KPK. Apa makna dari prilaku para netizen ini? Sederhananya dalam ilmu psikolgi sosial kemasyarakatan prilaku para netizen ini adalah adalah pernyataan langsung atau tidak langsung tentang ketidak setujuan atau perlawanan  terhadap sikap papa Novanto yang sering mangkir dari pemeriksaan dengan beragam alasan. Sikap perlawanan para netizen ini merupakan warning pertama yang ditujukan secara pribadi pada papa Novanto.

Kedua,  sikap  terhadap ketidak akuran informasi yang disampaikan oleh pengacara papa Novanto terkait kondisi kesehatan papa Novanto. Pengacara  tersebut menyebut papa Novanto terluka parah dan di wajahnya ada benjolan sebesar bakpao. Hal ini tidak serta merta dipercaya oleh publik. Publik dapat mengonfirmasi kondisi sebenarnya papa Novanto melalui tayangan dan berita di media cetak dan elektronik.  Terdapat keraguan publik yang sangat sahih akan  kebenaran adanya benjolan sebesar  bakpao tersebut. KPK memang  sempat membantarkan papa Novanto setelah beliau  menjalani perawatan di RSCM. Setelah tim medis RSCM dan IDI menyatakan papa Novanto  tidak perlu lagi rawat inap karena tidak ada hal serius pasca kecelakaan, Ketua DPR itu pun langsung digiring ke rumah tahanan KPK, Minggu (19/11) malam.  Hal ini semakin mempertegas keyakinan   publik bahwa papa Novanto sesungguhnya tidak mengalami gangguan kesehatan yang  serius. Tidak berlebihan memang kalau sikap ini semakin memunculkan rasa kekecewaan dan kekurang percayaan  publik pada papa Novanto.

Ketiga, dampak semakin memudarnya kepercayaan publik pada institusi yang papa Novanto pimpin baik di partai Golkar dan DPR.  Silang pendapat apakah papa Novanto layak dipertahankan sebagai pimpinan pada dua institusi besar di atas semakin mengemuka. Di DPR,  Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) sudah akan mengambil peran dalam upaya menegakkan etika dan marwah kelembagaan DPR sebagai dampak dari kasus papa Novanto. MKD berkepentingan untuk mengambil langkah-langkah yang  proporsional agar  kinerja  DPR tidak terganggu dan terhjambat  akibat persoalan yang menjerat papa Novanto. Secara institusi MKD sebenarnya sudah  dapat mengambil keputusan demi rakyat dan  mendorong upaya agar segera ada pergantian kepemimpinan di DPR. Para anggota dan pimpinan fraksi di DPR pun sudah mewacanakan  perlunya  pergantian ketua DPR yang  apabila ditunda tunda akan dapat  mempengaruhi  citra DPR.

Di sisi  internal Golkar, sudah ada upaya agar partai berlambang beringin itu sudah saatnya melahirkan  pemimpin baru.  Partai Golkar tentu memiliki target untuk memenangkan kontestasi politik di tahun 2018 dan 2019. . Partai Golkar secara institusi harus tetap berjalan dalam koridor partai anti korupsi.  Tidak semata mata  sebagai partai modern, dan demokratis. Apapun mekanisme pergantian ketua umum  baik melalui rapat pleno atau  harus melalui musyawarah nasional luar biasa (munaslub) sudah menjadi tawaran mutlak untuk berbenah. Bila terlambat, elektabilitas partai beringin ini akan semakin terpuruk. 

Jadi bagaimana solusi terbaik yang perlu dilakukan oleh papa Novanto?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun