Mohon tunggu...
Asih Nurakhir
Asih Nurakhir Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

bersama berbagi mencerdaskan anak bangsa..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PSIK FK UNDIP Hadirkan Ketua Umum PPNI Dalam Kuliah Pakar Manajemen Keperawatan

13 April 2011   13:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:50 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangka membekali mahasiswa dengan pengetahuan keprofesian dan update berbagai isu keperawatan terkini, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (PSIK FK UNDIP) mengadakan kuliah pakar dengan mendatangkan narasumber Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Ibu Dewi Irawaty, MA.,Ph.D. Ibu Dewi, yang juga merupakan Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia hadir sebagai narasumber tunggal dalam acara yang mengangkat topik Peran dan Fungsi PPNI, Kolegium Pendidikan Keperawatan dan International Council of Nursing (ICN). Acara digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Fakultas Kedokteran UNDIP di Jalan Dr. Soetomo No. 18 Semarang pada Selasa tanggal 12 April 2011 mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB. Kuliah pakar yang digagas tim manajemen keperawatan PSIK FK UNDIP ini dihadiri tidak hanya oleh mahasiswa PSIK FK UNDIP (terutama angkatan 2008), tetapi juga oleh civitas akademika dari berbagai institusi keperawatan yang diundang seperti Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS), STIKES Ngudi Waluyo, STIKES Muhammadiyah Kudus, dan STIKES Kendal. Tak kurang dari 250 mahasiswa dan dosen dari lima institusi pendidikan keperawatan di Jawa Tengah ini hadir dan dengan antusias mengikuti perkuliahan. Dalam pemaparannya, Ibu Dewi menyampaikan bahwa PPNI adalah induk dari persatuan perawat di Indonesia dan mempunyai tugas/peran utama untuk mengawal hasil lokakarya nasional keperawatan tahun 1983. Dalam lokakarya tersebut disebutkan bahwa perawat adalah sebuah profesi dan bahwa pendidikan keperawatan harus dilaksanakan melalui pendidikan tinggi. Dua hal tersebut menjadi poin utama yang harus dijalankan PPNI yang  dalam pelaksanaannya memunculkan berbagai implikasi.  Beliau juga menyampaikan bahwa dalam PPNI ada dua badan kegiatan yakni kolegium pendidikan keperawatan dan himpunan profesi keperawatan. Kolegium keperawatan bertugas mengawal kurikulum pendidikan tinggi keperawatan sementara himpunan keperawatan adalah komunitas ilmiah untuk pengembangan keperawatan sebidang misalnya adalah himpunan perawat kardiovaskuler, himpunan perawat oncology, dan lain sebagainya. Dalam kuliah pakar ini, ibu Dewi juga menyoroti keprihatinan kalangan perawat sekarang ini tentang nasib undang-undang keperawatan di Indonesia yang belum jelas nasibnya sementara undang-undang tersebut mempunyai peran vital sebagai landasan hukum tertinggi praktek keperawatan di Indonesia. Belum adanya UU ini mengakibatkan berbagai macam permasalahan seperti belum adanya otonomi perawat untuk menjalankan praktek profesional mandiri, belum adanya nursing council yang turut berdampak pada praktek keperawatan yang berbeda dari tiap daerah yang satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah perawat yang melakukan tindakan medis, disatu daerah ia diberi hukuman karena dianggap menyalahi aturan/wewenang, sementara didaerah lain malah mendapat award karena telah menyelamatkan nyawa pasien. Hal-hal semacam ini tentunya harus segera diselesaikan dan salah satunya adalah melalui UU Keperawatan yang harus didukung seluruh perawat di Indonesia. Dikesempatan berikutnya, Ibu Dewi juga menjelaskan beberapa informasi penting terkait dengan International Council of Nursing (ICN) yang merupakan organisasi para perawat nasional diseluruh dunia. Sampai dengan saat ini, ada sejumlah 130 negara yang sudah tercatat secara resmi keanggotaannya dan mewadahi sejumlah 13 juta perawat di dunia. Organisasi ini mempunyai tugas membuat aturan/prosedur praktek keperawatan profesional yang bisa diadaptasi oleh seluruh negara. Demikian adalah beberapa informasi yang dikemukakan narasumber kepada audiens. Berkaitan dengan materi yang sangat menarik inipun, sejumlah pertanyaan dari para civitas akademikapun mengemuka saat sesi tanya jawab dan diskusi dibuka. Menanggapi hal ini, nara sumberpun menjawabnya dengan penuh antusias guna menjawab keingintahuan dari para peserta yang sedemikian besar. *nr Terkait: keperawatan.undip.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun