Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Waspadai Bila Anak Memiliki Televisi di Kamar Tidur

27 September 2018   02:23 Diperbarui: 27 September 2018   09:47 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspadai sejumlah bahaya dari keberadaan televisi di kamar tidur anakhttp://www.nydailynews.com

"Ada banyak masalah jika anak-anak memasang televisi di kamar tidur" demikian menurut Leonard H. Epstein, seorang profesor pediatric sosial dan pencegahan di School of Medicine and Biomedical Science di State University of New York di Buffalo, Amerika Serikat.

Sebaiknya Anda jangan memberikan izin kepada anak untuk memiliki TV di dalam kamar tidur. Membiarkan anak memasang televisi di kamar tidur, nantinya akan merusak masa depan si anak.

Jika didata, berapakah jumlah anak-anak di keluarga kaya di Jakarta atau di kota-kota besar lainnya  yang di kamarnya memasang televisi, sepertinya banyak. Coba bandingkan dengan sebuah hasil survei kepada anak-anak kelas 3 SD di Amerika yang menunjukkan bahwa keberadaan TV di dalam kamar tidur anak mencapai 70 persen.

Sejumlah riset memperlihatkan hubungan yang kuat antara TV di kamar tidur dengan sejumlah masalah pendidikan dan kesehatan.

Kerap kali, jika TV telah dipasang di kamar anak, maka umumnya TV akan tetap terus di situ. Berdasarkan pengalaman, menurut Epstein, orangtua sangat sulit untuk melepas TV yang telah dipasang di kamar tidur.

Konsekuensi yang paling nyata adalah anak bakal jauh lebih sering menonton TV. Orangtua dari anak itu cenderung menganggap remeh waktu menonton anak. Dalam penelitian kepada 80 orang anak berusia 4-7 tahun, keberadaan TV di kamar tidur meningkatkan waktu menonton sampai 9 jam sepekan, dari 21 jam menjadi 30 jam.

Memasang TV di kamar tidur sangat kuat berhubungan dengan obesitas (kelebihan berat badan) dan berisiko lebih tinggi untuk merokok. Bahkan nilai ujian anak yang di kamarnya dipasang TV lebih rendah serta lebih cenderung mengalami masalah tidur.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di The Archieves of Pediatrics and Adolescent Medicine memuat kajian yang dilakukan Epstein dan teman-temannya. Epstein memasang alat monitor pada TV di rumah-rumah. Pemasangan alat itu dimaksudkan untuk mengurangi waktu menonton anak- sampai setengah kalinya. Bila anak-anak  mau menyalakan televisi di ruang mana pun, mereka harus menggunakan password terlebih dahulu, dan password itu bakal mematikan televisi jika jatah menonton telah habis.

Para peneliti menemukan bahwa anak yang waktu menontonnya berkurang ternyata memakan lebih sedikit makanan ringan, mengurangi tingkat konsumsi sampai lebih dari 100 kalori sehari. Kendati seluruh anak dalam studi itu mengalami peningkatan berat badan karena mereka sedang dalam masa pertumbuhan, namun IMT (Indeks Massa Tubuh) menurun pada anak yang menjalankan batas waktu menonton. Peneliti tak menemukan bahwa mengurangi waktu menonton tidak berpengaruh terhadap peningkatan level berolahraga.

Data lain dari 700 pelajar SMP yang berusia 12-14 tahun menemukan bahwa mereka yang menonton TV di kamar tidur memiliki risiko dua kali lipat untuk mulai merokok. 42 persen anak yang memasang televisi di kamar mulai merokok, sedangkan cuma 16 persen pada anak-anak yang tidak memasang televisi di kamar. Studi itu juga mengontrol faktor-faktor risiko seperti anak mempunyai teman atau orangtua yang merokok.

Kajian lain di bulan Oktober 2007 yang dimuat di Pediatrics memperlihatkan bahwa anak TK (Taman Kanak-kanak) yang memasang televisi di kamar lebih sering mengalami masalah tidur. Anak-anak tersebut juga jadinya tidak terpengaruh dengan perubahan rutinitas, atau istilahnya kurang "reaktif secara emosional".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun