Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Alasan Saya Tetap Menulis

20 Agustus 2020   02:35 Diperbarui: 20 Agustus 2020   02:42 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alasannya karena saya suka melakukannya. Sesederhana itu. Saya suka dan saya menulis hampir setiap hari. Kebanyakan opini pribadi, tentang apa yang terjadi saat ini. Lebih ke isu yang hangat dibicarakan. Tapi berusaha membuat tulisan yang juga hopefully tetap relevan kapanpun di baca. Dan saya pernah menulis tentang itu walaupun itu bukan hal yang tren tapi selalu menarik untuk dibahas. Yaitu Sex. Siapa yang tidak suka hal-hal seperti itu.

Ya alasan saya setelah karena memang suka. Saya juga menjadikan menulis sebagai terapi jiwa. Entah istilah ini benar atau tidak.

Tapi begitulah yang saya rasakan. Maklum saya tidak banyak tahu tentang dunia psikologi. Sepertinya saya harus banyak membaca tentang psikologi dan yang berkaitan dengan kejiwaan. Karena membuat pikiran lega juga. Dan ternyata cukup menghibur juga. Ada kepuasan batin setelah menyelesaikan sebuah tulisan.

Apalagi setelah di posting di platform blog. Yang belakangan sudah dua minggu ini hampir setiap hari saya posting. Mayoritas tulisan non fiksi. Artikel yang ringan, dan fiksi berupa cerpen. Kadang puisi. Ternyata menulis fiksi itu tidak mudah. Khususnya cerpen. Sering kali ide buntu di saat tertentu. Karena saya tidak menggunakan teknik menulis cerpen yang layak.

Ini harus saya pelajari lagi. Kenyataan di platform blog ini, tulisan artikel saya lebih banyak yang membaca daripada cerpen. Padahal cita-cita saya ingin menulis dan menerbitkan buku cerita. Minimal satu dalam hidup saya. Tidak mudah memang. Tapi saya harus terus berusaha. Usaha yang lebih keras.

Selain karena suka dan menjadikan aktifitas menulis sebagai terapi, dalam menulis itu melatih juga kesabaran kita. Sabar menulis sampai selesai.

Ingat! "Selesaikan apa yang telah kamu mulai". Itu prinsip saya. Seburuk apapun hasil akhirnya nanti, harus saya selesaikan. Dan butuh kesabaran. Menunggu agar tulisan kita dibaca orang. Butuh kesabaran dan mental positif. Selain menulis cerpen yang masih banyak yang harus saya pelajari, berikutnya adalah menulis scenario film.

Saya pernah coba dan terlihat buruk dan diluar teknik menulis scenario yang baik. Mendekatipun tidak. Karena dalam menulis scenario ada istilah atau teknik-teknik menulis adegan per adegan sebelum kita menulis dialog-dialog antar tokoh.

Seperti posisi kamera yang bagaimana, ketika ada efek transisi ada yang harus di tulis istilahnya. Apalah banyak yang harus saya pelajari dan pahami, kemudian harus di praktekkan.

Tiba-tiba teringat memori masa kecil. Pertama kali saya tertarik membaca buku. Adalah buku cerita horror karya R.L Stine. Yang masa kecilnya di 90-an pasti tahu buku seri ini. Dan motivasi awal ingin menjadi penulis sudah ada sebenarnya saat itu. Bahkan saya pernah membuat cerita di buku tulis. Lupa berapa halaman tapi cukup banyak juga sekitar 5 halaman mungkin.

Sayang sekali saya tidak menyimpan buku itu. Seandainya setelah itu saya terus menulis... ah sudahlah cukup itu menjadi kenangan dan motivasi untuk kembali menulis. Menulis fiksi yang tak kunjung pernah benar-benar memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun