Mohon tunggu...
ashimuddin musa
ashimuddin musa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Jadilah orang pertama yang berbuat baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendidik Anak Harus dengan Cinta

4 Juli 2020   09:04 Diperbarui: 4 Juli 2020   10:05 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendidik Dengan Cinta" adalah tema yang sangat pas yang diangkat buku ini. Karena pendidikan berdasarkan cinta relatif jarang ditemukan, baik di sekolah maupun di dalam keluarga. Orang tua, dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, kini menjadi super sibuk dengan smartphone untuk memperdulikan anak-anak.

Lebih parah lagi, orang tua lebih terkesan suka memaksakan kehendaknya untuk anak-anak agar mereka dapat melakukan yang diinginkan orang tua, tanpa perhatian suka sedikitpun.

Melalui buku ini, penulis akan membagikan informasi tentang model pendidikan yang terkait dengan orang tua atau guru yang terkait dengan ide dan strategi dalam mendidik anak-anak agar mereka bisa menjadi anak yang baik, berbakti dan menyayangi dua orang tua, pendidikan yang membiarkan yaitu mendidik dengan cinta.

Banyak orang tua atau guru di sekolah yang salah kaprah dalam mendidik siswa-siswinya. Sehingga, siswa-siswi dapat cepat bosan, yang pada akhirnya tidak bisa berjalan sesuai rencana dan harapan bersama.

Jika pendidikan hanya mengajarkan kecerdasan intelektual dan mengesampingkan pendidikan yang penting yaitu emansipatoris (tarbiyah) yang mendukung dan memanusiakan manusia maka pendidikan yang dikeluarkan menomorsatukan karakter dan moralitas luhur malah menghasilkan produk gagal.


Sebab, apa yang terjadi saat pendidikan yang diimbangi dengan ilmu akhlak harapan besar akan dengan mudah membina anak-anak yang memiliki, tidak hanya sekil, tetapi juga nilai-nilai yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.


Orang tua berhak, tidak hanya menyuruh, tetapi juga menjadi cerminan yang baik di dalam negeri. Orang tua telah meminta untuk membantu seperti menasihati dan mendidik dengan terlalu keras, namun kemudian ditanggapi oleh anak-anak sebagai sebuah kejahatan.


Hal tersebut diperparah dengan ketidakefektifan komunikasi dalam keluarga. Kecanggihan teknologi dan perkembangan zaman menyebabkan komunikasi dalam keluarga semakin berkurang. Kurang dari komunikasi dan bentuk perhatian yang salah dari orang tuanya sehingga timbul sikap melawan dan memberontak (hlm. 54).


Evi sendiri membenarkan bahwa tidak ada orang tua mana pun yang berkeinginan menjerumuskan putra-putrinya untuk kejahatan. Orang tua memilih mendidik anak-anak agar menjadi manusia saleh, berbakti kepada kedua orangtuanya, agama dan negara. Begitu orang tua mengesankan terkesan suka memaksakan pendidikan sementara cinta mereka tidak sepenuhnya diimplementasikan.


Perlu diketahui, cinta sejatinya mampu memberikan acara-acara besar. Bagi yang sedang diliputi Cinta, biasanya mampu untuk berkorban demi yang dicintainya. Namun, dalam perkembangan, seseorang menentang cinta itu disusupi oleh banyak keinginan egoisme yang membalikkan cinta menjadi redup, dikalahkan oleh kepentingan dan perjuangan pribadi yang bertentangan dengan cinta itu sendiri.


Menurut Evi, para orang tua perlu belajar dan merawat cinta agar agar tulus. Orang tua hebat adalah mereka yang mampu mengimbangi antara kesibukannya dari pekerjaannya dan kepeduliannya terhadap anak-anaknya.


Orang tua harus bisa membangun komunikasi yang efektif dengan anak-anaknya; membuat suasana tenang dalam iklan keluarga tersebut melalui pendidikan cinta, sehingga mereka (anak-anak) tidak akan merasa khawatir terhadap kedua orang tuanya.

Sementara itu, ketika kompilasi pendidikan cinta harus redup, maka anak-anak, lambat mulai mencari perhatian dari pihak lain. Ini bisa menjadi awal mula masalah; anak akan keliru mencari perhatian dari orang lain selain orang tuanya (hlm. 47-49).

Bagi para orang tua, strategi mengasuh anak, kemudian signifikansi menanamkan nilai-nilai tarbiyah pada anak amat penting, maka membaca buku ini sangat harus, karena di dalamnya menyediakan solusi cara mendidik anak yang baik yang berbasis cinta tersebut. Seperti apakah solusinya itu? Anda akan diundang setelah membaca buku ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun