Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

NKRI Utuh Abadi dengan Kesempurnaan Pancasila yang Sempurna

14 Desember 2016   16:12 Diperbarui: 14 Desember 2016   16:21 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Gambar garuda—elang,  yang membawa wujud Pancasila pasti ada pada setiap pecahan mata uang rupiah. Barangkali selalu mengingatkan Bangsa Indonesia untuk tidak satu detik pun melupakan nilai-nilai kebenaran yang ada dalam sila-sila Pancasila.

Apa nilai-nilai kebenaran Pancasila yang tak boleh satu detik pun dilupakan? Pasti sulit menjawabnya. Karena Bangsa Indonesia belum tahu; tidak pernah ingin tahu; dan tidak pernah berfikir untuk mencari tahu apa nilai-nilai kebenaran yang ada dalam sila-sila Pancasila.

Karena Bangsa Indonesia belum tahu tentang nilai-nilai kebenaran Pancasila. Bisa jadi. Selama ini Pancasila tanpa disadari telah diamalkan sembarangan.

Pancasila banyak disebut sebagai falsafah negara. Sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia. Dan tak jarang ada yang menyebut sebagai ideologi negara. Pada hal secara tegas UUD ’45 menyatakan bahwa Pancasila adalah "dasar negara."

Dengan demikian sangat mungkin Pancasila telah diamalkan dengan “panca-salah.” Yaitu salah tafsir, salah ajar, salah arah, salah-salahan dan salah urus.  Uraiannya seperti berikut.

Sila pertama.Ketuhanan Yang Maha Esa, diamalkan dengan salah tafsir.

Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, hanya dipercaya dan diyakini ada oleh Bangsa Indonesia. Hal ini merujuk pada Pe empat Pak Harto yang mencoba menawarkan pedoman penghayatan pengamalan Pancasila. Karena tidak tahu cara menyempurnakan Pancasila.

Artinya. Tuhan Yang Maha Esa hanya dianggap ada. Pada hal walau tidak diyakini atau tidak dipercaya ada, Tuhan Yang Maha Esa mutlak kekal Keberadaan-NYA. Keberadaan-NYA sungguh bisa dimengerti, disadari dan diakui karena menghadirkan bukti Keberadaan-NYA yang tidak terbantahkan.

Sila kedua. Prikemanusiaan Yang Adil dan Beradab, diamalkan dalam salah ajar, salah didik atau salah asuh.

Maka dunia pendidikan selama ini bingung mencari arah. Anak-anak bangsa dididik untuk menjadi bangsa yang berjiwa Pancasila yang berkepribadian Indonesia. Yang mengabadikan NKRI. Atau dididik untuk menjadi bangsa yang harus bisa ikut terbawa arus globalisasi yang masih membingungkan banyak negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun