Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Kesalahan" Memahami Agama Bodohkan Pemeluknya

27 Januari 2019   08:35 Diperbarui: 27 Januari 2019   09:50 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Agama hadir untuk membebaskan manusia dari kebodohan dirinya menghadapi realita kehidupan.

Tetapi kebodohan manusia sulit untuk diberi pengertian yang sebenar-benarnya. Karena kebodohan manusia sering dibekukan kepercayaan yang ditanamkan sesamanya yang punya pamrih, motif atau kepentingan pribadi tertentu.

Pada hal Islam tidak menyampaikan kepercayaan dan keyakinan dalam menjalani kehidupan. Islam menyampaikan agar manusia apa pun agamanya hanya mengimani enam perkara.

Perintah dan larangan agama
Aturan pribadi dalam agama tidak untuk saling melarang orang lain berbuat sesuatu yang diinginkan, melainkan melarang diri sendiri untuk berbuat yang tidak benar.

Perintah dan larangan agama harus ditaati. Bukan Perintah Tuhan yang harus ditaati dan LaranganNYA harus dijauhi.

Menurut penulis Tuhan tidak pernah memerintah dan melarang seseorang berbuat sesuatu kalau memang bisa dan mampu. Karena setiap orang DijadikanNYA sebagai penguasa di bumi dan langit.

Agama bukan produk kebudayaan

Menurut penulis agama bukan dihadirkan peradaban melainkan menghadirkan peradaban.

Agama bukan produk kebudayaan tetapi sangat mengendalikan atau mewarnai kebudayaan yang diciptakan manusia.
Agama hadir atas kebutuhan pribadi yang harus diketahui orang-orang lain. Karena setiap pribadi tidak  bisa bergantung kepada Tuhan melainkan dalam kodrat harus saling bergantung dengan sesamanya.

Dalam realita penulis menghayati bahwa Keberadaan Tuhan benar-benar tergantung atas keberadaan manusia.

KeberadaanNYA diakui atau tidak diakui manusia Tuhan Ridho saja adanya. Tuhan tidak akan protes atau marah-marah seperti

yang suka diperlihatkan sementara mereka yang mengaku ulama atau  habhib.

Demikian. Terimakasih kepada yang telah membaca tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun