Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Resiko Apa Pun yang Terjadi, Ahok Bebas?

27 Desember 2016   09:12 Diperbarui: 27 Desember 2016   16:43 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut penulis. Pergolakan di negara-negara Timur Tengah tidak lebih adalah bentuk-bentuk penistaan agama.

       Suatu saat di kemudian hari. Mungkin manusia tidak lagi perlu persoalkan penistaan agama. Yang dibicarakan adalah “wujud” bukti kebenaran agama yang pasti akan terjadi pada saatnya. Misalnya tentang hari kiamat, hari pembalasan, wujud dajjal dan kehadiran Iman Mahdi.

Sedang kebenaran saat hari ini adalah kebenaran yang disampaikan agama. Baik-buruk hari ini tak perlu dipersoalkan, yang penting disikapi dengan bijak. Tidak membiarkan persoalan kecil melebar ke mana-mana.

Hari ini harus menjadikan hidup dalam kenikmatan yang hakiki.

Keberadaan manusia, negara dengan Tuhan   

       Orang jawa mempunyai” ketuhanan atau mungkin fasafah hidup manunggaling kawulo gusti yang sering diucap manunggale kawulo marang  gustine.

       Arti harafiah dalam bahasa ndonesia “kesatuan mutlak hamba dengan Tuhan yang dipuja—Gusti.” Mengandung satu pengertian dan pengakuan bahwa “hamba dan yang dipuja satu perasaan, satu kehendak, satu tekad satu perjuangan.”

       Kedua kalimat  bahasa jawa tersebut, bagi yang bisa berbahasa jawa, sepintas seperti punya pengertian yang sama.

       Pada hal menggunakan kalimat tersebut sangat tergantung pada kontek ranah pembicaraan.

       Maksudnya, bila bicara di ranah kenegaraan, berarti  “rakyat menyatu tidak terpisahkan dengan pemimpinnya.”

       Bila bicara di ranah ketuhanan (kesempurnaan hidup). Bisa berarti “setiap pribadi menjadi satu dengan Gusti Yang disembah.” Antara yang menyembah dan yang disembah tidak berjarak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun