Mohon tunggu...
Muhammad Asep Zaelani
Muhammad Asep Zaelani Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja sosial perusahaan plus gusdurian

Pembelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

CSR dan Permasalahan Listrik Desa

5 Maret 2021   06:33 Diperbarui: 5 Maret 2021   17:21 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran investasi selama ini dianggap sebagai "mantra sakti" yang secara otomatis akan membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Namun tentu saja pada kenyataannya tidak selalu seperti itu.

Ada banyak kota baru yang lahir karena terdongkrak oleh kehadiran perusahaan. Meski tidak jarang juga kita jumpai daerah yang kaya sumber daya alam tapi kondisinya masih cukup memprihatinkan. Bahkan untuk sekadar menikmati penerangan listrik saja masyarakat desa harus bersusah payah mendapatkannya.

Sebagian besar komunitas masyarakat yang hidup di wilayah pedalaman sampai saat ini belum bisa merasakan manfaat kehadiran listrik PLN. Bagi mereka fasilitas listrik masih menjadi barang yang mewah, langka dan sangat sulit untuk didapatkan.

Dalam beberapa hal bisa dimaklumi, karena lokasi yang remote area, jumlah penduduk yang sedikit dan berpencar-pencar akan menyulitkan PLN untuk membuka jaringan sampai kesana.

Warga yang mampu bisa membeli panel listrik tenaga surya atau menggunakan genset secara mandiri sebagai sumber penerangan. Itupun maksimal hanya bisa mereka nikmati dalam jangka waktu beberapa jam saja.

Sedangkan warga yang kurang mampu terpaksa harus rela gelap-gelapan setiap malamnya sambil terus berharap adanya bantuan dari pihak pemerintah atau perusahaan.

Kondisi yang dihadapi oleh masyarakat desa-desa lingkar tambang berbanding terbalik dengan kondisi yang terjadi di lingkungan kantor atau tempat tinggal karyawan perusahaan. Genset perusahaan bisa beroperasi selama 24 jam. Sehingga suplai listrik akan terus menyala siang dan malam tanpa harus khawatir terjadinya kekurangan pasokan daya.

Situasi kontras seperti inilah yang akan jadi pemicu munculnya kecemburuan sosial dari masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. Sehingga pada akhirnya seringkali berujung pada aksi demonstrasi dari masyarakat yang menuntut adanya kepedulian dan bantuan dari perusahaan terhadap permasalahan yang sedang mereka hadapi.

Masyarakat menilai perusahaan telah berlaku tidak adil, mengambil dan mengeruk kekayaan sumber daya alam setempat namun tidak mau peduli dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat.

Memunculkan aksi demonstrasi yang mereka lakukan sejatinya adalah jalan pintas yang dipilih agar bisa segera mendapatkan perhatian dari pihak perusahaan.

Tentu saja terjadinya aksi demonstrasi akan berdampak kurang baik terhadap kinerja perusahaan. Operasional perusahaan tidak akan berjalan optimal, karena manajemen akan disibukkan untuk menyelesaikan tuntutan dari masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun