Mengintip Model Sekolah Berbasis Peradaban di Al Fityan School dan Sekolah Mutiara HatiÂ
Terlepas dari penerapan Kurikulum Merdeka yang bertujuan utama mempertemukan siswa dengan bakat, kemampuan, dan preferensi terbaik yang dimilikinya, dan juga 6 Profil Pelajar Pancasila yang tampaknya berusaha merangkum semua paradigma pendidikan yang ada, ada tiga model sekolah yang dapat kita amati karakteristiknya secara generik. Ketiga model sekolah itu adalah sekolah berbasis hapalan, sekolah berbasis deep thinking, dan sekolah berbasis peradaban.
Sekolah berbasis hapalan fokus kepada aspek "apa" yaitu definisi, deskripsi, rumus, teori, dan model, serta bagaimana pengetahuan itu dapat diingat lama.
Sekolah berbasis Deep Thinking fokus kepada mengajak siswa berpikir dan berdiskusi tentang "mengapa", "bagaimana", "bagaimana jika", serta membuat kreasi dan eksperimen dari suatu pengetahuan.
Sekolah berbasis Peradaban fokus kepada membawa siswa kepada bagaimana pengetahuan itu bisa diterapkan dan bagaimana memanfaatkan pengetahuan kepada peningkatan kualitas manusia terutama aspek spiritual dan sosial. Fokusnya lebih kepada "untuk apa".
Kita dapat melihat aplikasi ketiga model sekolah itu ketika membahas pengetahuan tentang DNA misalnya.
Sekolah berbasis hapalan:
Guru menjelaskan bahwa DNA merupakan rantai panjang double helix yang terdiri dari 4 basa nitrogen A, T, C, G, di mana A berpasangan dengan T, sedangkan C dengan G.
Sekolah berbasis Deep Thinking :
Guru mengajak siswa untuk berpikir dan berdiskusi tentang apa yang memicu proses berpasangan itu? Kenapa A harus dengan T dan C harus dengan G? Bagaimana jika aturan itu dilanggar? Bisakah? Apa akibatnya?
Sekolah berbasis Peradaban :
Guru membawa siswa mencari tahu bagaimana pengetahuan tentang DNA itu meningkatkan kualitas hidup manusia? Bagaimana rekayasa DNA berpengaruh terhadap kehidupan manusia dan mahluk lainnya, baik positif maupun negatif? Bagaimana itu meningkatkan spiritualitas? Bagaimana peran kekuasaan Tuhan terhadap DNA? Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Sepanjang pengamatan saya sebagai Wali Murid di Sekolah Mutiara Hati  Tangerang dan karyawan di Al Fityan School Tangerang, kedua sekolah itu berupaya mempraktekkan Model Sekolah berbasis Peradaban. Siswa selain dijelaskan tentang "apa" secara rinci juga diajak berpikir dan berdiskusi tentang "bagaimana", "mengapa", dan "bagaimana jika", kemudian lebih lanjut membawa dan memotivasi siswa untuk menerapkan pengetahuan itu dalam kehidupan pribadi dan sosial. Â
Untuk mengintip lebih jauh tentang Al Fityan School Tangerang dan Sekolah Mutiara Hati Tangerang dapat dilihat di link berikut ini.