Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makan Bareng di Pematang: Nikmat Sederhana, Kenangan Tak Terlupakan

8 Mei 2025   12:36 Diperbarui: 8 Mei 2025   12:49 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padi hijau royo-royo (dokumen pribadi)

Aku mungkin hanya merindukan sawah, atau sebenarnya, aku merindukan masa ketika kami masih berkumpul, di tengah hijau yang tak hanya tumbuh di tanah, tapi juga dalam ingatan.

Makan Bareng di Pematang Sawah: Nikmatnya Kebersamaan yang Sederhana

Ada kenikmatan unik yang hanya dirasakan petani saat makan bareng di pematang sawah. Entah itu saat istirahat sejenak dari membajak, mencangkul, atau di sela-sela menanam padi (tandur), duduk lesehan di antara hamparan hijau sambil menikmati makan siang adalah momen yang selalu dinanti.  

Lauknya mungkin sederhana (ikan asin goreng kering, sambal terasi pedas menggigit, dan lalapan mentah langsung dari kebun) tapi rasanya luar biasa nikmat. Bukan karena bahannya mewah, tapi karena lapar setelah berjam-jam bekerja keras di bawah terik matahari membuat setiap suapan terasa istimewa.  

Apalagi kalau makan ramai-ramai. Ada semangat kebersamaan, canda tawa, dan sedikit "kompetisi" kecil, siapa cepat, dia dapat! Takut kehabisan ikan asin atau sambal, jadi semua makan dengan lahap, berebut tapi tetap penuh tawa. Di tengah lelahnya mengolah sawah, momen makan bersama seperti ini jadi penyemangat, mengingatkan bahwa kebahagiaan bisa datang dari hal-hal sederhana.  

Mungkin inilah yang bikin kenangan jadi manis: bukan soal apa yang dimakan, tapi dengan siapa kita berbagi, dan di mana kita menikmatinya. Dulu, di tengah sawah, sepiring nasi hangat dengan ikan asin pun terasa seperti hidangan raja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun