Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diet Sampah di Bulan Ramadan: Mewujudkan Ibadah yang Berkah dan Ramah Lingkungan

14 Maret 2025   05:38 Diperbarui: 14 Maret 2025   14:54 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dibuat dengan 

Diet Sampah di Bulan Ramadhan: Mewujudkan Ibadah yang Berkah dan Ramah Lingkungan

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. Ar-Rum ayat 41)

Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah bagi umat Islam. Selama bulan suci ini, umat Muslim meningkatkan ibadah, memperbanyak amal kebaikan, dan menahan diri dari hawa nafsu, termasuk dalam hal konsumsi. Ramadan mengajarkan kita untuk hidup sederhana, bersyukur, dan menghargai setiap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Namun, di balik semangat berbuka puasa dan perayaan Ramadan, ada masalah yang sering kali luput dari perhatian, yaitu peningkatan jumlah sampah.

Sampah makanan, plastik, dan limbah lainnya cenderung meningkat selama bulan ini akibat kebiasaan konsumsi yang berlebihan. Banyak orang berbuka puasa dengan menyajikan makanan dalam porsi besar, yang sering kali tidak habis dan akhirnya terbuang percuma. Selain itu, penggunaan kemasan sekali pakai seperti plastik dan styrofoam untuk membungkus takjil atau makanan siap saji juga turut menambah tumpukan sampah. Hal ini tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai Ramadan yang mengajarkan kesederhanaan, tetapi juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Oleh karena itu, konsep diet sampah menjadi penting sebagai bagian dari upaya menjaga keberkahan Ramadan dengan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Diet sampah bukan hanya tentang mengurangi jumlah sampah yang kita hasilkan, tetapi juga tentang mengubah pola pikir dan kebiasaan kita dalam mengonsumsi sumber daya. Dengan merencanakan makanan secara bijak, mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai, dan mengolah sisa makanan, kita dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.

Mari kita merefleksikan diri dan memperbaiki gaya hidup kita di momen bulan Ramadan ini. Dengan menerapkan diet sampah, kita tidak hanya menjaga keberkahan Ramadan, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian bumi untuk generasi mendatang. Mari jadikan Ramadan kali ini sebagai awal perubahan menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Makna Diet Sampah dalam Konteks Ramadhan

Secara umum, diet sampah adalah konsep yang menekankan pengurangan jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip ini mirip dengan diet makanan, di mana seseorang mengontrol konsumsi untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik.

Dalam konteks Ramadhan, diet sampah berarti mengelola pola konsumsi agar lebih efisien, tidak berlebihan, dan menghasilkan limbah seminimal mungkin. Hal ini selaras dengan nilai-nilai Ramadhan yang mengajarkan kesederhanaan, kepedulian sosial, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. 

Salah satu bentuk sampah yang paling banyak dihasilkan selama Ramadan adalah sampah makanan. Banyak orang cenderung menyiapkan atau membeli makanan dalam jumlah berlebih saat berbuka puasa, yang sering kali berujung pada pemborosan.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di perkotaan, tetapi juga di daerah pedesaan. Ketika saya berburu takjil di Desa Nusamakmur, Air Kumbang, ada seorang ibu yang bercerita bahwa pengeluaran di bulan Ramadan meningkat dua kali lipat dibandingkan bulan-bulan biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun