Mohon tunggu...
Asep Burhanuddin
Asep Burhanuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Pelajar dari institut pesantren matholi'ul falah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menanggapi Virus COVID-19 bagi Umat Beragama

21 September 2021   12:24 Diperbarui: 21 September 2021   12:37 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MENANGGAPI VIRUS COVID 19 BAGI UMAT BERAGAMA

Semua pemeluk agama di Indonesia menyadari bahwasannya peniadaan kegiatan peribadatan atau keagamaan yang bersifat berjamaah di tempat ibadah merupakan salah satu pencegahan penyebaran covid-19 dengan tujuan memutus mata rantai virus tersebut. Seperti yang terjadi desa tegalharjo kecamatan Trangkil kabupaten Pati provinsi Jawa tengah, pemimpin desa tersebut menganjurkan warganya untuk sementara waktu menghindari kerumunan baik segi hajatan maupun peribadatan. Pada awalnya para warga kurang cocok dengan anjuran tersebut dikarenakan minimnya pengetahuan mengenai bahaya virus tersebut. 

Dengan cara sosialisasi dari pihak desa maupun kecamatan mengenai virus tersebut dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan an serta para warga-warga yang berpendidikan memberikan penjelasan penjelasan terhadap sanak saudara dan tetangga-tetangganya yang kurang update dalam sosial media, akhirnya para warga mulai menyadari pentingnya penerapan proses dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh virus tersebut. Akhirnya Para warga pemeluk agama Islam merespon dengan baik secara salat berjamaah ah bisa dilakukan di rumah masing-masing dan sebagian menjalankan salat Jumat di rumah diganti dengan salat dzuhur. 

Sementara waktu kegiatan-kegiatan yang bersifat bergerombol seperti tahlilan dalam kematian para warga menjalankannya dengan meminimalisir warga atau perwakilan dan dan menerapkan proses dengan ketat seperti memakai masker, mencuci tangan, dan jaga jarak. Demikian pula pemeluk agama Kristen, karena ada himbauan oleh Ditjen bimas Kristen kementerian agama untuk beribadah di rumah secara online bukan di gereja seperti biasa di hari Minggu. Dengan adanya anjuran tersebut, para warga desa tegalharjo khususnya pemeluk agama Kristen dengan kompak melaksanakan peribadatan di rumah masing-masing secara online.

 Setiap pemeluk agama mempunyai pemikiran yang hampir sama untuk menghindari kerumunan atau melaksanakan ibadah pada satu tempat, tetapi melaksanakannya di rumah sesuai anjuran dengan ajaran dan kepercayaan masing-masing. Selain hal tersebut sebagai upaya menanggulangi penyebaran covid-19, kolaborasi antar pemeluk beragama juga dibutuhkan dalam kegiatan kemanusiaan. Contohnya para warga baik maupun ormas ikut membantu pemutusan rantai penyebaran virus tersebut dengan an membagi masker kepada semua warga yang kurang mampu. 

Berbagai kegiatan kemanusiaan tersebut membuktikan bahwa kolaborasi dalam masyarakat tanpa memandang agama dalam menanggulangi wabah pandemi tersebut. Terlepas dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi ternyata terdapat banyak hikmah yang didapat oleh masyarakat. Banyak dari mereka yang memiliki waktu berkumpul bersama keluarga, kreativitas kreativitas baru bermunculan, peningkatan diri secara spiritual lebih khusyuk, serta terbentuknya jiwa toleransi antar umat beragama.

Dimasa new normal ini para warga dalam hal peribadatan mereka sudah mulai menjalankannya di tempat ibadah. Bukan tanpa alasan para warga sudah hampir keseluruhan mengikuti vaksinasi yang dianjurkan pemerintah untuk memperkuat imun tubuh. Meskipun demikian para tokoh-tokoh agama serta jajaran pengurus desa masih menganjurkan penerapan proses demi kebaikan bersama seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, mengkonsumsi buah-buahan, serta menjaga jarak setiap acara yang bersifat kerumunan. 

Dalam kasus lain seperti hajatan pernikahan ataupun khitanan pihak kepala desa mulai memberikan izin dengan syarat acara tidak terlalu mewah yang berpotensi menghadirkan masa berkerumun. Dan penerapan proses tetap di ketatkan oleh pihak desa demi upaya pemutusan rantai penyebaran virus covid-19 sehingga para warga desa aman dari wabah pandemi ini. Dan apabila para warga yang masih ngeyel atau ngotot menjalankan hajatan dengan mewah seperti menghadirkan orkes orkes dangdut pihak desa tidak bertanggung jawab apabila aparat pusat membubarkan kegiatan tersebut.

Penulis: Asep Burhanuddin, program studi pendidikan bahasa Arab IPMAFA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun