Mohon tunggu...
Ivan Frankho
Ivan Frankho Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapitalisme di Balik Kampanye Sosial

2 Oktober 2017   05:57 Diperbarui: 2 Oktober 2017   06:07 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Komunikasi merupakan suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat melakukan proses pertukaran relasi dan informasi. Menurut Littlejohn & Karen, 2009 , h. 344, komunikasi lingkungan adalah gabungan dari komunikasi dan relasi manusia dengan lingkungan. Komunikasi lingkungan berfokus pada cara manusia dalam berkomunikasi tentang alam karena mereka percaya komunikasi memiliki dampak yang besar bagi krisis lingkungan yang ada. 

Tujuan dasar dari mempelajari komunikasi lingkungan dalam mengaplikasikan dan membuat teori diharapkan tidak hanya mampu dalam memahami dan menjelaskan, tetapi juga mampu bekerja keras untuk memperbaiki hubungan manusia dengan alam.Komunikasi lingkungan merupakan hubungan relasi antara manusia dengan lingkungannya. Menurut Cox, 2010, h. 20-21, komunikasi lingkungan memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pragmatis dan fungsi konstitutif. 

Fungsi pragmatis adalah fungsi pragmatis komunikasi lingkungan untuk memberitahu, mendidik, mengajak, dan membantu masyarakat menyelesaikan permasalahan tentang lingkungan. Fungsi kedua adalah fungsi konstitutif. Fungsi ini bertujuan untuk membentuk persepsi dalam pikiran masyarakat tentang lingkungan. Kedua fungsi komunikasi lingkungan tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalah lingkungan yang ada.

Bicara soal lingkungan, seharusnya setiap insan manusia harus memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan untuk tetap layak dan asri untuk ditempati. Tetapi kenyataannya, relasi antara manusia dengan lingkungan tidak selamanya positif. Dapat kita lihat isu lingkungan yang terjadi di kota-kota wisata di Indonesia khususnya Bali. Salah satu isu lingkungan yang kecil tapi kerap terjadi yaitu terkait isu dampak negatif sampah terutama terkait sampah plastik. Dampak negatif dari sampah plastik sebenarnya sering terjadi di setiap kota yang ada di Indonesia. Bertambahnya jumlah wisatawan yang begitu pesat dari tahun ke tahun di Bali membuat banyaknya sampah yang tercipta salah satunya yaitu sampah dari plastik. 

Belum adanya kesadaran para wisatawan dan masyarakat Bali sendiri untuk membuang sampah plastik pada tempatnya menjadi penyebab utama dalam permasalahan ini. Berbagai upaya dari pemerintah untuk mengurangi persoalan sampah plastik yang begitu meraja lela belum dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Berbagai upaya seperti penetapan harga kantong plastik, dan tetap tidak menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah.

 Pengelolaan serta penguraian sampah plastik yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membumi hanguskannya mengakibatkan sampah plastik akan terus menumpuk jika penggunaan kantong plastik tidak dihentikan sejak dini. Harusnya masyarakat sudah harus membiasakan untuk mengganti kantong plastik dengan tas-tas ramah lingkungan dan paper bag yang bisa digunakan berulang-ulang.   

Selain pemerintah, sesungguhnya upaya-upaya mengurangi sampah dengan kampanye-kampanye sosial juga sering dilakukan masyarakat terutama melalui media internet dan media sosial. Namun untuk praktek nya tetap masih jarang ter-realisasikan sesuai dengan yang diharapkan. Butuh kesadaran dari dalam diri sendiri agar semua upaya tersebut dapat ter-realisasikan karena sejatinya berbagai kampanye-kampanye sosial tersebut hanya sebagai pengingat bagi kita dalam membangun kesadaran untuk berhenti menggunakan kantong plastik..

Fenomena munculnya media sosial berhasil menarik banyak orang untuk mendaftar dan tergabung didalamnya. Tren media sosial menunjukkan peningkatan jumlah penggunaan yang konstan di antara populasi umum, dan pertumbuhannya diperkirakan akan berlanjut (Chappuis et al., 2011; Stacy dan David, 2011). Banyak kampanye-kampanye tentang lingkungan maupun iklan layanan masyarakat yang menggunakan media sosial sebagai sarana penyebarannya salah satunya ialah "Bye Bye Plastic Bags". 

Kecenderungan banyaknya orang yang selalu online, meluangkan waktunya di media sosial, dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti mencari teman, menciptakan konten dan berbagi informasi, pengalaman serta opini (Khang et al., 2012) membuat Bye Bye Plastic Bags melihat sebuah peluang untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana dalam memasarkan kampanyenya. Bye Bye Plastic Bags menggunakan dunia maya untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat seperti melalui website, Instagram dan Facebook.

Kebiasaan makan dan minum dikemasan plastik membuat suatu budaya yang sulit dilepaskan masyarakat Indonesia. Kebiasaan membeli di minimart, supermarket,warung-warung dengan menggunakan plastik telah membudaya di Indonesia khususnya Bali. Kemudahan dari menggunakan plastik ini  justru akan berakhir miris. Lingkungan lah yang harus menanggung beban akibat kebiasaan buruk manusia ini.

Bye Bye Plastic bags merupakan inisiatif dari anak anak muda berumur 10-15 tahun, keduanya adalah pelajar-pelajar lokal dan international yang mempunyai tujuan untuk menghilangkan sampah-sampah plastik di kota kesayangannya yaitu Bali.  Melati Wijsen dan Isabel Wijsen adalah gadis muda kakak beradik yang merupakan pendiri program Bye Bye Plastic untuk menghentikan Bali dari penggunaan kantong plastik. Selain itu, di luar Indonesia, Bye Bye Plastic Bags telah didukung oleh beberapa jaringan dari para duta besar, muda mudi maupun dewasa yang mempunyai visi yang sama untuk meningkatkan kepedulian kita terhadap masalah sampah kantong plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun