Mohon tunggu...
Syair Asa
Syair Asa Mohon Tunggu... Mahasiswi, Penulis, Aktivis -

Berkarya adalah memejamkan mata, karena dari hal itu kamu bisa merasakan indahnya dunia. Be the best that you can be.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Esensi Membaca Bagi Kaum Intelektual Muda: Tantangan atau Kewajiban?

22 Maret 2018   17:31 Diperbarui: 22 Maret 2018   17:39 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (tribunnews.com)

Kedudukan membaca sangat penting bagi kehidupan masyarakat, tanpa membaca informasi akan sedikit didapatkan. Menurut beberapa pakar, kemahiran membaca merupakan persyaratan mutlak bagi setiap insan yang ingin memeroleh kemajuan. Seorang politikus Amerika Serikat, Hartoonian berkata bahwa, "Jika kita menginginkan bangsa adidaya, kita harus memiliki lebih banyak lagi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam hal literasi atau baca-tulis."

Dari hal tersebut, apakah masyarakat Indonesia memiliki kemampuan yang lebih dalam membaca, khususnya kaum intelektual muda. Banyak yang menyebut bahwa pemuda adalah agence of change(agen perubahan). Tetapi tidak akan ada perubahan jika tidak ada bahan atau ide-ide yang luar biasa. Salah satu cara untuk mendapatkan ide dan pengetahuan adalah dengan membaca. Lebih tepat lagi jika pemuda disebut sebagai creator of change(pembuat perubahan). Karena dengan membuat berarti menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.

Kaum intelektual muda yang disebut di sini bukan hanya mahasiswa ataupun pelajar. Melainkan siapapun itu yang memiliki daya atau proses pemikiran yang lebih tinggi dari manusia-manusia yang lain. Terkadang seorang yang intelek dituntut untuk mampu menguasai dan mengerti mengenai fenomena sosial yang ada di masyarakat. Meskipun belum sepenuhnya mengetahui semua hal, tetapi sudah dicap menguasai berbagai permasalahan. Maka dari itu, seyogyanya kita sebagai seorang yang terdidik harus mampu membaca keadaan. Memberi pikiran kita dengan nutrisi-nutrisi positif seperti membaca.

Membaca sangat sulit dilakukan bagi orang yang tidak terbiasa melakukannya. Seakan terbebani oleh sebuah masalah yang besar. Ketika hanya membaca beberapa lembar saja sudah merasa mengangkat beban seberat 10 kilogram. Namun bagi seseorang yang sering membaca, hal tersebut merupakan hal yang sepele. Bahkan sudah biasa menghabiskan beratus-ratus lembar perharinya.

Membaca harus disiasati agar bisa membaca banyak halaman dan memahami dengan cepat buku yang di baca. Sebuah forum ternama di Indonesia, Forum Lingkar Pena (FLP) yang berdiri sejak tahun 1996 memiliki berbagai agenda. Khususnya FLP Jawa Timur menggagas sebuah tantangan membaca, yang disebut Reading Challenge.Dalam Reading Challenge tersebut terdapat beberapa tingkatan, mulai dari Reader, Midle Reader, Hard Reader, dan Super Reader.

Di setiap kelas terdapat tantangan tersendiri dan berbeda, di kelas Readerdiharuskan membaca minimal 5 halaman per hari dari buku dengan tema yang bebas selama 30 hari. Di kelas Midle Reader buku yang dibaca mulai ditentukan temanya dengan mengkhatamkan satu tema dalam 8 hari. Target halaman perhari juga ditingkatkan yakni 15 halaman serta kelas berlangsung selama 40 hari.

Penulis sendiri telah melewati kelas Midle Reader, yang sebelumnya pernah tinggal kelas dua kali di tingkat ini. Alasan yang sering penulis kemukakan adalah tidak terlalu menyukai dengan tema yang diberikan. Sehingga berkali-kali tidak tuntas mengkhatamkan buku. Rasa tidak suka terhadap suatu buku adalah beban yang harus diselesaikan jika ingin naik kelas. Dari hal tersebut seakan-akan terpaksa dalam membaca buku. Keterpaksaan terkadang membuat tidak ikhlas dalam membaca, namun harus menata kembali niat mengenai pentingnya membaca berbagai macam hal.

Memang membaca yang diadakan FLP Jawa Timur adalah sebuah tantangan bagi seseorang yang mengikuti kelas tersebut. Mungkin saja bisa menjadi beban ketika belum bisa menuntaskan tantangan. Tetapi, hal tersebut juga kewajiban bagi seorang siswa di kelas Reading Challenge. Jika tidak melaksanakan kewajibannya ia akan tinggal kelas. Dari kekangan membaca, lama-lama akan terasa besarnya manfaat membaca. Akan merasakan asyiknya membaca, berfantasi dengan buku, menelaah setiap katanya, dan mentrasformasikannya ke pikiran. Akan begitu bermanfaat.

Harapannya tantangan membaca ini bisa digencarkan di setiap lapisan masyarakat. Agar membaca benar-benar membumi dan bahkan mengakar. Serta perlu adanya inovasi-inovasi baru agar membaca terkesan menarik dan berdampak besar.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun