Mohon tunggu...
Hubertus Lajong
Hubertus Lajong Mohon Tunggu... Guru - a chemistry taecher
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar di pendidikan kimia Universitas palangka raya (UPR)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Larang Mudik tapi Moda Transportasi Beroperasi Kembali 7 Mei

7 Mei 2020   06:02 Diperbarui: 7 Mei 2020   06:32 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pada bulan lalu(21/4/2020) presiden joko widodo memutuskan untuk melarang pulang kampung atau mudik pada saat  lebaran. larangan ini berguna bagi seluruh masyarakat indonesia dalam pencegahan penyebaran wabah covid-19.

''Pada rapat hari ini, saya ingin menyampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kita larang''.Larangan mudik sebelumnya disampaikan Jokowi untuk aparatur sipil negara (ASN) serta TNI/Polri, kini keputusannya itu mencakup semuanya. namun tidak sinkron dengan rencana dibukanya kembali transportasi oleh mentri perhubungan  Budi Karya Sumadi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan mengizinkan moda transportasi beroperasi kembali di tengah pandemi virus corona mulai besok, 7 Mei 2020.  dia mengatakan ''Rencananya Gugus Tugas Covid-19 yang akan mengumumkan. Intinya adalah relaksasi. Dimungkinkan semua moda angkutan udara, kereta api, laut dan bus kembali beroperasi dengan catatan harus pakai protokol kesehatan''.

bingung kan ? seperti tak sejalan ya,pada hal presiden dan mentri ibaratkan keluarga satu atap. kalau mentri dan presiden tak sejalan, apa lagi rakyat dan presiden. 

pernyataan ini pun mengingatkan saya untuk kisah  mahasiswa NTT di bali yang gagal mudik. pada umumnya mreka adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Bali. kebetulan kota bali ini adalah termasuk daerah terpapar covid19 dengan kasus positif covid yang cukup menggemaskan. dampak covid19 itupun membuat banyak mahasiswa NTT tersebut susah untuk memenuhi kebutuhan pokok. hingga akhirnya mreka memilih pulang ke kampung halamanya. sadisnya sebagian dari mahasiswa ini ternyata uang tiketnya dikirim dari kampungnya yang jumlahnya pun pas-pasan saja. ketika  mau beli tiket, eh... ternyata transportasinya di tutup hinnga 31 mei mendatang. penutupan ini pun resmi dari dinas perhubungan provinsi nusa tenggara timur. lalu kemarin pak mentri merencanakan untuk buka kembali transportasi. jujur mereka mengaku kesel dengan pernyataan itu, kesel bukan soal corona lagi tapi mreka kesal karena uang kiriman yang kemarin itu sudah habis.

                         lalu bagaimna yah nasib covid19 ? y

 disini saya mengambil sampel sulawesi selatan. jika kita melihat pertumbahan kasus positif covid19 sulawesi selatan  sebelum diberlakukan PSBB sebesar 71,29% akan tetapi setelah di berlakukan PSBB kasus positif covid19 ternyata menurun drastis hinggga 28.7 %. Pun dengan angka kesembuhan yang sebelum PSBB 16,4%, sedangkan di masa PSBB 86,6%. Sementara angka kematian sebelum PSBB 8,5% dari total positif Covid-19, sedangkan di masa PSBB turun menjadi 6%. dari data itu bisa kita simpulkan bahwa Penerapan PSBB ini cocok untuk mengurangi penyebaran wabah covi19. 

lalu apa sih inti dari PSBB itu ? Salah satu hal yang terpenting dalam PSBB itu adalah Membatasi atau mengurangi pergerakan manusia keluar rumah ataupun keluar kota. nah,,,bisa toh kita bayangkan ?. 

dengan membukanya kembali muda transportasi oleh mentri perhubungan ini menurut saya tidak tepat untuk saat ini, mengingat kasus positiv covid19 di tanah air masih terhitung tinggi. dengan rencana ini saya yakin bukan hanya manusia yang mudik tapi  virus corona juga ikut mudik bahkan ke semua rute yang di buka.

memang yang diperbolehkan untuk mudik hanyalah orang yang berkebutuhan khusus, seperti pejabat negara,anggota DPR, Dan pejabat daerah. akan tetapi apakah pemerintah mampu mengawasi masyarakat biasa untuk tidak ikut mudik seperti pejabat negara dan anggota DPR itu ? belum tentu. mengawasi pergerakan virus dalam satu kota saja belum sanggup, apalagi mengawai 200 an juta jiwa masyarakat indonesia.

harusnya pemerintah juga harus konsisten soal kebijakan dalam melawan covid19. kalau serius melawan covid harusnya PSBB yang Perlu diberlakukan bukan teranspotasi yang buka kan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun