Sebenarnya saya bukanlah seorang linguis yang handal, namun hanya mahasiswa yang sedang mendalami ilmu bahasa di bangku kuliah. Meskipun saat kuliah banyak haha hihi nya sihhh wkwkw. apalagi di masa pandemi kayak gini, kerjaannya hanya rebahan, nugas, kuliah online, nge game gituu terus siklusnya dalam sehari-hari. masih untung kalau sehari itu baca buku atau artikel meskipun hanya beberapa lembar. yaaa memang minat literasi di lingkungan kita --meskipun agak pahit-- tapi harus diakui bahwa memang bisa dibilang rendah. orang sekitar kita lebih senang untuk bertanya daripada membaca. eh, kok malah bahas literasi sii. oke kita cukupi sampai disini saja kembali ke pembahasan tadi. Jadi, meskipun saya bukan ahli bahasa namun sekarang saya ingin membagikan apa yang saya pelajari, yaitu tentang semantik Bahasa.
Saya dari Jurusan Sastra Arab tapi ingin menulis tentang Semantik Bahasa. Loh kok? iya memang sebenarnya semua bahasa teori tentang semantik bahasa itu sama. Dalam buku "Ilmu Dilalah" yang ditulis oleh Dr. Muhammad Ali Al-Khuwaili ada kalimat menarik yang bunyinya seperti ini: Â yang artinya "Seperti halnya teori ilmu kimia dan fisika yang bersifat umum begitu juga teori ilmu semantik. maksudnya diterapkan untuk bahasa apapun tanpa pengecualian" Dari pernyataan tersebut kita memahami bahwa teori Semantik Bahasa (dalam bahasa arab disebut Ilmu Dilalah atau ilmu Makna) sama saja dalam bahasa apapun.
Masih tentang penjelasan dalam buku karangan Dr. Muhammad Ali Al-Khuwaili tersebut, dijelaskan pula bahwa Ilmu Dialalah juga biasa disebut Ilmu Makna. Bukan ilmu Ma'ani karena Ilmu Ma'ani adalah salah satu cabang dari Ilmu Balaghah. Seperti namanya Ilmu Dilalah adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang membahas tentang makna suatu kata atau jumlah. Lantas bagaimana pengertian Ilmu Semantik dalam bahasa Indonesia? Apakah sama halnya dengan Ilmu Dilalah? Dilansir dari wkipedia.com yang dimaksudkan dari Ilmu Semantik  (berasal dari bahasa Yunani yakni semantikos[1][2], memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda) adalah cabang dari linguistik yang menyelidiki tentang makna bahasa. Dengan kata lain, semantik adalah pembelajaran tentang makna. Sama bukan? inilah yang dimaksudkan Alkhuwali dalam bukunya itu, bahwa teori Ilmu Semantik dalam semua bahasa sama.
Selanjutnya setelah mengetahui bahwa ilmu Semantik adalah ilmu yang membahas tentang makna dalam bahasa, kita akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengannya. Yaitu tentang pemahaman 3 istilah yang kemudian saya sebut dengan teori segitiga. apa saja 3 hal tersebut? Tiga hal tersebut adalah 1) Kalimat, 2) Makna, dan 3) Sesuatu yang ditunjukkan. Ketiga hal tersebut saling berhubungan satu sama lain. Contohnya ada suatu alat yang digunakan untuk menulis nah alat itu adalah yang disebut dengan "sesuatu yang ditunjukkan" (مشار اليه). Selanjutnya untuk menamai nama alat itu, muncullah kata "PULPEN" kata inilah yang disebut dengan kalimat ( الكلمة). dan yang ketiga kita paham bahwa PULPEN adalah sebutan untuk alat yang digunakan untuk menulis, nah maka pemahaman inilah yang disebut dengan Makna (المعنى).
Demikianlah 3 istilah yang berhubungan dengan terjadinya proses penamaan suatu benda!