Sigi -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas III Palu kembali menggelar kegiatan pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Pada Rabu (24/9/2025), sebanyak 31 orang WBP mengikuti pelatihan keterampilan menganyam tali kur yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 15.00 WITA.
Kegiatan yang dipusatkan di Aula Lapas ini bertujuan mengasah bakat sekaligus kreativitas WBP dalam membuat berbagai produk kerajinan tangan. Para peserta yang didampingi langsung Staff Subsi Pembinaan diajarkan teknik dasar dan lanjutan menganyam tali kur untuk menghasilkan beragam karya seperti tas, pouch, hingga handbag dengan motif menarik. Motif yang dipelajari antara lain motif keong, bunga, hingga karakter kartun, sehingga hasil karya tidak hanya fungsional tetapi juga memiliki nilai estetika dan ekonomi.
Kepala Lapas Perempuan Kelas III Palu, Yoesiana, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen Lapas dalam membekali warga binaan dengan keterampilan produktif.
"Kami ingin warga binaan tidak hanya sekedar menjalani masa pidana disini, tetapi juga memperoleh bekal positif yang bermanfaat ketika bebas nanti. Keterampilan seperti menganyam tali kur ini bisa menjadi peluang usaha dan sarana untuk mandiri di tengah masyarakat," ujarnya.
Hal senada disampaikan Kasubsi Pembinaan Lapas Perempuan Palu, Effendy yang menegaskan bahwa kegiatan ini akan terus dikembangkan.
"Program pembinaan kemandirian seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri warga binaan. Ke depan, kami akan mengupayakan agar kegiatan menganyam tali kur dapat dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan," jelasnya.
Sementara itu, salah satu WBP berinisial IP mengaku sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini.
"Saya baru pertama kali belajar menganyam tali kur. Awalnya sulit, tapi lama-lama jadi menyenangkan. Saya berharap setelah bebas nanti bisa memanfaatkan keterampilan ini untuk menambah penghasilan," ungkapnya.
Melalui pembinaan ini, Lapas Perempuan Palu berupaya memberikan bekal keterampilan bagi WBP sebagai modal penting saat mereka kembali ke tengah masyarakat. Dengan kemampuan tersebut, diharapkan para WBP dapat lebih mandiri serta memiliki peluang usaha yang dapat menunjang kehidupan setelah bebas nanti.