Keterbukaan dan pluralisme telah menjadi titian yang penting dalam perjalanan peradaban manusia, terutama dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya dan agama. Dalam konteks ini, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sebagai organisasi yang mewadahi pemuda Islam di Indonesia, telah mengalami transformasi yang signifikan dalam merangkul pluralisme sebagai bagian integral dari prinsip keislaman dan ke-Indonesiaan.
Sebagai pemangku kepentingan yang bertumpu pada nilai-nilai keislaman, HMI telah menempuh perjalanan yang berarti dalam mengartikan dan menerjemahkan prinsip-prinsip Islam ke dalam konteks pluralitas Indonesia. Prinsip dasar Islam yang menegaskan toleransi, kedamaian, dan penghargaan terhadap perbedaan, menjadi landasan yang memungkinkan HMI untuk berkontribusi dalam membangun budaya inklusi di tengah masyarakat yang heterogen.
Transformasi HMI dalam merangkul pluralisme juga tercermin dalam komitmennya terhadap prinsip-prinsip ke-Indonesiaan. Ke-Indonesiaan di sini bukanlah konsep yang terpisah dari Islam, melainkan menjadi bagian integral dari identitas Islam di Indonesia. Dengan memperkuat nilai-nilai kebangsaan, HMI mengukuhkan posisinya sebagai pelaku pembangunan sosial yang mampu menyatukan keberagaman dalam semangat persatuan.
Langkah-langkah konkret yang diambil oleh HMI dalam transformasinya menuju pluralisme mencakup berbagai kegiatan pendidikan, sosial, dan keagamaan yang menggalang kesadaran akan pentingnya menghargai dan menghormati perbedaan. Program-program pendidikan agama yang inklusif, dialog antaragama, kampanye toleransi, serta kegiatan-kegiatan kemanusiaan, menjadi wujud nyata dari komitmen HMI dalam merangkul pluralisme.
Namun, dalam merangkul pluralisme, HMI juga dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk resistensi dari sebagian kecil anggotanya yang mungkin masih memandang pluralisme sebagai ancaman terhadap identitas Islam. Oleh karena itu, pendekatan pendidikan dan pembinaan yang holistik dan terus menerus sangat diperlukan untuk mengatasi resistensi tersebut dan memperkuat kesadaran akan pentingnya pluralisme sebagai bagian dari warisan keislaman dan ke-Indonesiaan.
Dalam suasana zaman yang gejolak, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Indonesia dihadapkan pada tantangan yang mendasar: bagaimana menyongsong keberagaman dalam wadah keislaman. Dalam era globalisasi yang semakin terhubung ini, keragaman bukan sekadar pilihan, melainkan keniscayaan yang harus diakui.
Dalam konteks ini, HMI tidak bisa lagi terperangkap dalam kekakuan ideologi yang sempit. Transformasi menjadi sebuah jembatan keterbukaan menjadi tak terelakkan, sebuah langkah yang visioner dan berani yang dapat menjadikan HMI sebagai penyeimbang keberagaman masyarakat, membangun Indonesia yang pluralis, toleran, dan damai.
Transformasi ini bukanlah pengkhianatan terhadap akar nilai Islam yang menjadi dasar HMI. Sebaliknya, itu adalah upaya untuk mengembangkan dan memperkaya pemahaman akan nilai-nilai Islam dalam konteks keberagaman. Sebab, Islam yang hakiki, yang sarat dengan nilai kasih, keadilan, dan toleransi, sejatinya selaras dengan semangat pluralisme.
Untuk mewujudkan visi ini, HMI harus melangkah dengan langkah-langkah nyata:
Pertama, menegaskan kembali komitmen terhadap Pancasila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi, sambil memperkaya pemahaman akan Islam dengan nilai-nilai universal seperti kasih, keadilan, dan toleransi seperti yang termaktub dalan NDP HMI.
Kedua, melakukan reformasi dalam kurikulum kaderisasi, dengan memasukkan materi tentang pluralisme, toleransi, dan dialog antarkeyakinan, serta membuka ruang diskusi terbuka untuk membahas berbagai isu yang terkait dengan keberagaman.