beberapa tahun belakangan stand up comedy mulai populer ditengah masyarakat khususnya bagi kalangan muda, setelah sebuah stasiun televisi swasta secara rutin menayangkan progran stand up comedy bahkan hampir setiap hari. stand up comedy adalah lawakan tunggal atau komedi tunggal yang biasa di bawakan secara live di depan audiens secara berdiri di depan mic makanya di sebut dengan stand up dan pelawaknya biasa di sebut comic.
Isi lawakan biasanya lebih berbobot dan banyak mengandung kritikan sosial, walau kadang jika comic kehabisan materi keluar juga materi lawakan yang menjurus porno.
Dalam dunia pendidikan, sudah banyak model pendidikan yang dikenal oleh para pendidik. berbagai macam model tersebut di lakukan dalam rangka menghadirkan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan. model yang umum adalah dengan bernyanyi, bermain game, bermain peran, belajar di luar kelas dan lain sebagainya.
tidak ada salahnya menghadirkan model pembelajaran dengan gaya stand up comedy yang mungkin selama ini masih jarang guru yang menerapkannya di kelas, karena melawak dengan stand up membutuhkan keahlian khusus yang harus dilatih. Implementasi model pembelajaran dengan gaya stand up comedy dapat memperkaya varian model pembelajaran yang selama ini telah umum dilakukan di kalangan pendidik.
Seorang guru harus mempersiapkan materi pembelajaran dan meteri pembelajaran tersebut disisipkan kedalam materi lawakan dalam stand up comedy. memang sulit menggabungkan materi pelajaran dengan materi lawakan. melawak saja sudah sulit apalagi jika menggabungkannya dengan materi pembelajaran. di posisi inilah kreatifitas guru diperlukan. jika sering dicoba dan dilatih tentu lama kelamaan akan semakin mudah dilakukan. sebagai awalan dapat dicoba dengan menhadirkan stand up comedy sebagai ice breaking di kelas. setelah dirasa terbiasa dan anak-anak mulai menyukai dan mengakui kemampuan kita sebagai comic di kelas maka mulailah meramu materi komedi dengan materi pembelajaran.
perlu diingat, bahwa fokus utama kita sebagai pendidik adalah pada ketercapaian kompetensi pembelajaran. jadi tetap perlu diperhatikan tingkat proporsionalitas dalam pembelajaran di kelas, jangan sampai muatan komedi lebih mendominasi dibandingkan dengan materi pembelajaran yang harus didapatkan oleh siswa. prinsipnya adalah menjadikan tontonan sebagai tuntunan bukan tuntunan sebagai tontonan.
kesimpulannya adalah kreativitas guru harus terus diasah dan dioptimalkan dalam memberikan pembelajaran dikelas. Dengan kreativitas akan hadir model - model pembelajaran yang unik dan berbeda. Dengan kreatifitas yang baik maka seorang guru akan selalu menghadirkan "WOW" dikelasnya. dan saya berani memastikan jika guru selalu hadir "WOW" dikelasnya maka siswanya akan sering terinspirasi dan akan terus mengingat pengalamannya di kelas masuk ke memori jangka panjangnya dan bertahan hingga mereka dewasa. arsad
Jakarta, 3 Desember 2012