Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Berita Buruk di Media Terasa Menarik daripada Berita Baik?

4 Maret 2021   10:54 Diperbarui: 4 Maret 2021   11:09 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau menjawab pertanyaan dari judul diatas, tentunya tak bisa ditanyakan kepada jurnalis, media, reporter, pers, pembawa berita sampai akun gosip dan berita harian sekalipun. Mengapa? karena Mereka sejatinya hanya menyiarkan, menyampaikan dan memberitakan bukan 'membuat' peristiwa atau kejadian yang terjadi. 

Pertanyaan tersebut lebih pantas ditanyakan kepada publik atau penikmat berita bahwa mengapa berita buruk atau kontroversial lebih banyak menarik view dan perhatian pembaca daripada berita normal dan baik. Ini memang fakta, kalau dilihat dari statistik data pengunjung situs berita lebih gatal tangan untuk mengklik berita yang judul serta konteksnya agak lumayan menggugah penasaran bagi setiap pribadi yang kaget.

Contohnya saja tentang perceraian, kerusuhan antar kelompok, perampokan keji, pembunuhan berantai, idola yang bunuh diri, bullying, perseteruan antar tokoh, penyandraan, demonstrasi ricuh, perselingkuhan, pelanggaran HAM, kecelakaan besar, jatunya pesawat, skandal selebriti dan publik figur serta apapun sejenisnya. 

Bandingkan dengan berita pernikahan, kemajuan teknologi, peresmian infrastruktur, pelestarian budaya, perkembangan inovasi, dunia pendidikan yang semakin progresif dan apapun sejenisnya. Mengapa rata-rata orang lebih 'minat' dalam tanda kutip memilih dan menghabiskan waktu untuk melihat dan membaca berita diatas?  Jawaban utamanya tentu karena rasa penasaran pada setiap orang.

Rasa penasaran membuat setiap orang bertanya-tanya "kenapa? bagaimana bisa? dimana kejadiaannya? kapan? dan bagaimana kelanjutannya?" rentetan pertanyaan ini saling berlanjut dan terhubung membuat seseorang cenderung mengklik berita lebih dari satu judul dan berlanjut setiap waktunya. Berita yang terus diupdate juga menampilkan yang terbaru terhadap perkembangan kasus dan hasil penyelidikan dan membuat seseorang melepas dahaga rasa ingin tahunya. Sebab, rasa ingin tahu adalah bagian dari pengetahuan sekalipun itu hal-hal yang buruk

Selanjutnya,tentu karena secara insting seseorang pasti juga ingin cepat merespon atas hal yang tidak beres. Terutama karena konteksnya adalah berita buruk yang dimana itu merepresentasikan duka, negatif dan sesuatu yang tidak beres. 

Respon tersebut bermacam-macam seperti empati, komentar, melempar opini pada kolom komentar, media sosial serta kepada lingkungan sekitar yang dituangkan dengan perbincangan. Mengapa bisa? karena suatu keadaan yang sedang normal jika dikagetkan dengan suatu berita buruk atau negatif, atensi publik langsung mengarah kepada berita tersebut dan secara otomatis setiap manusia akan merespon dengan serentak, cepat dan menyebar dengan masif. 

Berita buruk berbeda dengan berita baik yang seperti terasa normal dan 'datar-datar' saja. Setiap orang kadang berpendapat bahwa berita baik di media kadang sudah final alias tidak perlu ditanggapi dan ditunggu lagi kelanjutannya. S

eperti misalnya berita penuntasan kemiskinan yang artinya pemerintah sudah berhasil menuntaskan kemiskinan dan itu sudah mencapai target. Setiap orang merasa sudah tidak perlu membahasnya karena sudah tidak ada 'masalah' yang perlu dibahas. Pada berita yang baik, seseorang sudah menyandarkan pada fakta bahwa sesuatu sudah normal dan menjadi baik.

Setelah semua tentang berita buruk telah mengalami perjalanan, mengapa terkadang masih terasa trending? pernahkah melihat berita suatu berita seperti perceraian publik figur? tentu penyebab utamanya adalah berita, artikel, forum dan tips turunan. Maksudnya? setelah berita perceraian publik figur yang menghebohkan pasti muncul artikel tips menghindari perceraian, pesan sebelum menikah, berita tentang pribadi yang bersangkutan, artikel tentang kejadian sebelum yang bersangkutan bercerai, fakta-fakta dibaliknya yang semua itu membuat suatu berita semakin besar dan agak lama selesai.

Untuk yang paling akhir, terkadang berita buruk sangat baik untuk memberikan pesan moral atau pelajaran hidup. Ini juga salah satu penyebab setiap orang supaya kehidupannya tidak menjadi berita buruk. Siapa yang mau mengalami hal yang buruk? tentu tidak. Melihat berita tentang perceraian, setiap manusia harus mencintai penuh pasangannya. Melihat berita tentang idola bunuh diri, setiap manusia perlu meningkatkan spiritualnya. Melihat berita tentang skandal, bullying dan hal-hal perseteruan maka setiap manusia harus saling menghargai perbedaan. 

Semoga tak ada berita buruk (lagi).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun