Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tampaknya Sekarang Ini PDIP Mulai "Lunak" terhadap Anies (?)

5 Juni 2020   07:16 Diperbarui: 5 Juni 2020   07:20 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: makassar.tribunnews.com

Fraksi PDI-P dengan koalisinya di Kebun Sirih, yakni tempat gedung DPRD DKI Jakarta berada, sepertinya masih memendam dendam akibat jagoannya dipecundangi musuhnya. Media selalu saja menyuguhkan bagaimana partai yang dipimpin Megawati itu seakan-akan tiada hentinya 'mengganggu' setiap program kegiatan yang akan dilaksanakan pemerintah di bawah kepemimpinan Anies Baswedan.

Di mata PDI-P, setiap program, maupun kinerja Anies, selalu saja dianggap salah. Tidak sesuai dengan aturan, dan ketentuan. Atau paling tidak kinerja mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu, dianggap hanya menguntungkan para pendukungnya belaka. Sama sekali bukan untuk seluruh warga.

Publik begitu akrab dengan nama Presetyo Edy Marsudi, Gembong Warsono, Gilbert Simanjuntak, maupun Ina Mahdiah yang seringkali terdengar bersuara vokal mengkritisi kinerja Anies Baswedan. Seakan-akan ketegangan antara PDI-P dengan Anies tak akan berkesudahan.

Akan tetapi, entah kenapa, tetiba saja di tengah hiruk-pikuk kesibukan menangani kasus pandemi Covid-19 sekarang ini, publik melihat kubu PDI-P di Kebun Sirih sepertinya tak sebagaimana biasanya lagi.

Hal itu tampak jelas dengan yang diperlihatkan oleh ketua fraksi PDI-P sendiri, yakni Gembong Warsono, terkait istilah new normal yang digunakan pemerintah pusat, sementara Anies Baswedan menyebutnya sebagai "masa transisi".

Karena ihwal perbedaan istilah itu juga, sebelumnya Anies mendapat kritikan dari netizen, sebagaimana biasanya. Namun PDI-P sendiri yang biasanya ikut 'gabung' menyerang, kali ini terkesan melunak, dan seolah membela mitra kerjanya dalam pemerintahan di DKI Jakarta tersebut.

Ini kan cuma soal istilah saja, kalau pemerintah pusat istilahkan 'new normal', kalau pemerintah DKI istilahkan 'masa transisi'. Itu saja yang membedakan," ucap Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta, Gembong Warsono, Kamis (4/5/2020).

Gembong menggambarkan kesamaan dua istilah tersebut. Salah satunya, ada beberapa hal yang sebelumnya ditutup atau dibatasi, kini dibuka dengan penerapan protokol kesehatan.

"Iya, kalau kita dengarkan apa dijelaskan Pak Anies, sebetulnya sama dengan 'new normal'. Cuma Pak Anies punya istilah 'masa transisi'. Misalkan untuk ojol (ojek online) sudah boleh operasi, berarti kan sudah 'new normal'. Transportasi massal (kapasitas) 50 persen kan 'new normal', dengan pengetatan protokol kesehatan," kata Gembong.

Kesan lunak PDI-P yang tampak di permukaan itu, paling tidak memberikan sinyal kalau memang dalam politik itu tak ada musuh dan teman yang abadi. Dan muaranya tetap saja menuju pada satu titik juga, yakni kekuasaan lain tidak.

Akan tetapi di balik manuver lunaknya itu, kira-kira apalagi yang hendak dibidik PDI-P?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun