Mohon tunggu...
Arsanda Hadriansyah
Arsanda Hadriansyah Mohon Tunggu... Seniman - Seorang Pelajar

Siswa SMA di Cikarang yang hobby memakan sambal tanpa minum

Selanjutnya

Tutup

Bola

Suporter, Sebuah Kisah Cinta yang Rumit

4 Juni 2019   17:05 Diperbarui: 4 Juni 2019   17:09 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suporter yang saya bahas disini adalah suporter sepakbola. Saya mengawali hidup sebagai suporter mulai ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Lingkungan saya waktu itu membentuk saya menjadi seorang bobotoh, karena waktu itu saya tinggal di Cikampek yang dimana daerah Jawa Barat. Saya didoktrin oleh teman-teman saya untuk membenci Persija dan The Jak dan saya mengiyakan tanpa bertanya mengapa harus membenci. Sebetulnya saya sudah mulai mengenal bola sejak masih TK. Waktu itu, saya bermain gim Winning Eleven bersama Bapak saya. Saya memilih untuk memakai klub Lazio, bukan karena Lazio waktu itu fantastis, melainkan karena saya menyukai logo klubnya yang berwarna biru muda.

Kecintaan saya berlanjut pada sebuah klub bola asal London Barat Daya, Chelsea FC. Lagi-lagi, saya terpikat dengan klub yang berwarna biru tetapi kali ini bukan karena lingkungan saya, melainkan karena saya suka dengan warna klub tersebut ditambah dengan mudahnya mengakses informasi soal liga inggris pada saat itu, periode 2010-2011. Kecintaan saya makin bertambah ketika Chelsea menjuarai Liga Champion Eropa. Sampai saat ini romantisme di Allianz Arena pada kala itu masih terngiang di pikiran.

Sial, saya bukanlah orang yang setia. Pada tahun 2013, keperkasaan klub Bavaria di kancah Eropa telah memikat hati saya yang kala itu menjadi seorang Blues. Bayern Muenchen pada saat itu berjaya di Eropa dengan memenangkan Piala Liga Champion. Dan... yang paling membuat saya menyukai Bayern karena mereka mengalahkan Barcelona di Semi-final dengan aggregate yang bukan main-main, 7-0. 

Saya melihat Bayern Muenchen sebagai klub Adidaya. Cara bermain mereka ada yang bilang seperti tiki taka namun dengan otot. Mulai dari situ setiap saya bermain gim Fifa harus memekai FC Bayern. Chelsea seolah-olah terlupakan sejenak. Saat mereka juara Liga Eropa pun saya seperti masa bodoh. Kisah cinta saya dengan Die Bavaria berakhir ketika Kompas TV berhenti menyiarkan Bundesliga. Saya bingung bagaimana saya catch up dengan FC Bayern dan juga Bundesliga. Akhirnya, saya kembali ke pelukan Chelsea yang kucinta hingga saat ini. 

Perjalanan seseorang menjadi suporter sangat beragam. Saya kemarin bertanya kepada teman saya, bagaimana perjalanan anda menjadi suporter bola?  

Al Ghifari, dia adalah seorang fans Manchester United. Kami di kelas biasanya saling membalas ejekan dan sering beradu argumen, maklum di kelas banyak fans Red Devil saya pasti menjadi bulan-bulanan mereka. Dia mengawali perjalanannya sebagai seorang suporter dengan menonton pertandingan Manchester United, waktu itu dia masih kelas 3 SD. Dari situ, dia mulai mencintai klub asal Manchester itu. Sebenarnya dia telah dikennalkan sepakbola sejak kecil oleh ayahnya, ayahnya sering mengajaknya nobar saat Manchester United bertanding, tetapi saat itu dia belum tertarik.

Selanjutnya ada Thomas. Dia adalah seorang fans Liverpool. Dia mengawali kecintaannya pada sepakbola ketika dia bermain gim sepakbola, awalmya dia suka dengan klub Espanyol karena logo klub yang menurutnya keren. Tetapi semenjak ia mengenal Steven Gerrard, hatinya memilih untuk menetap pada satu klub asal Merseyside, Liverpool. Dia mencintai Liverpool hingga saat ini karena saat SMP dia mengenal Steven Gerrard. Mungkin, kemarin dia salah satu orang paling bahagia di muka bumi, karena Liverbird berhasil menerbangkan piala Liga Champion ke pelabuhan. Namun, mungkin bisa jadi dia salah satu orang yang belum pernah merasakan kehangatan mengangkat Piala Liga Premier Inggris., karena terakhir Liverpool berkuasa di Inggris 30 tahun lalu.

Lalu ada Fathan, dia mungkin bisa dibilang seorang "playboy" dalam kisah cinta suporter bola. Pasalnya, dia sering gonta-ganti klub kesayangannya. Tuturnya, dia telah mengalami 4 kali berganti klub favorit, jadi urutannya kira-kira seperti ini:Real Madrid-Chelsea-Barcelona-Dortmund-Liverpool. Dia tidak menyebutkan alasan mengapa ia sering berpindah-pindah hati dengan jelas, namun dia memberikan analogi seperti hubungan cinta manusia dengan manusia lainnya. 

Saat saya bertanya "Kenapa kamu sering  ganti klub?", dia jawab "Karena saya masih pacaran belum menikah." Tidak tahu pasti mengapa dia sering berganti-ganti klub, namun dia hanya memberitahu saya alsan dia berpindah dari Dortmund ke Liverpool, alasannya karena Dortmund tidak bisa mempertahankan pemain-pemain terbaiknya dari bajakan klub lain terutama dari FC Bayern.

Kisah cinta diatas memiliki latar belakang, sebab, serta masalah yang berbeda-beda. Kisah cinta seorang suporter kepada klub kecintaannya sering kali kita anggap remeh, tidak seperti kisah romantis "Hanum  Cinta dan Rangga". Namun sebenarnya para suporter ini menemukan rasanya cinta pada pandangan pertama sejak dini. Mereka belajar tentang arti cinta bukan dari novel "Aku" atau dari melihat acara "Katakan Cinta", tetapi mereka belajar dari setiap musim yang mereka lalui bersama klub kesayangannya. Mereka seakan sedang bercumbu dengan segala romantisme yang pernah dialami bersama klub kesayangannya.

Terkadang cinta mematikan logika, begitu pula dengan cinta para suporter. Ketika klub kesayangannya tengah turu performa dan fans dari kllub lain memberikan secuil kritik kepada klub kesayangannya, mereka menyanggah dan membela habis-habisan klub kesayangannya  tanpa memperahtikan kewarasan diri mereka sendiri. Untuk saya, wajib hukumnya mengkritik klub kita ketika sedang turun performanya. Tak peduli kritik saya terdengar  oleh board management atau tidak, yang terpenting akal sehat saya masih bernafas. Lucunya, ada segilintir orang yang ketika saya mengkritik klub  kesayangan saya mereka berkata seolah-olah saya adalah seorang fans yang hanya ingin menang saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun