Dari Garasi Kecil Menuju Revolusi Dunia
Seattle, 28 Oktober 1955. Di sebuah rumah sederhana, lahirlah William Henry Gates III, atau yang kita kenal sebagai Bill Gates. Sejak kecil, Gates menunjukkan ketertarikan luar biasa pada komputer. Bersama sahabatnya, Paul Allen, ia bermimpi besar, komputer tidak hanya menjadi milik perusahaan besar, tetapi hadir di setiap meja belajar dan rumah.
Mimpi itu mulai terwujud pada 4 April 1975 di Albuquerque, New Mexico, saat Gates dan Allen mendirikan Microsoft. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya 20 November 1985, Microsoft meluncurkan Windows 1.0, sebuah sistem operasi grafis yang memudahkan manusia berinteraksi dengan komputer.
Puncak penting berikutnya datang pada 1 Agustus 1989, ketika Microsoft memperkenalkan Microsoft Office---paket aplikasi berisi Word, Excel, dan PowerPoint. Sejak saat itu, cara manusia menulis, berhitung, dan menyampaikan gagasan berubah selamanya.
Microsoft Office dan Ruang Kelas Dunia
Microsoft Office lebih dari sekadar perangkat lunak. Ia adalah alat produktivitas global yang telah dipakai di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Dengan Word, siswa belajar menulis dengan rapi; Excel membuka dunia logika dan analisis data; PowerPoint melatih keberanian berpresentasi. Seiring berkembangnya Microsoft 365, guru dan murid bisa berkolaborasi secara daring melalui Teams dan menyimpan dokumen di OneDrive.
Di masa pandemi COVID-19, teknologi ini bahkan menjadi penyelamat, memungkinkan pembelajaran jarak jauh tetap berjalan.
Microsoft Office dalam Pendidikan Indonesia
Indonesia, dengan segala keragaman geografis dan sosialnya, juga merasakan dampak Microsoft Office. Namun, potret ini tidak hanya cerita inspiratif, melainkan juga realitas yang diwarnai tantangan infrastruktur dan literasi digital.
Sekolah Dasar (SD)
- Kisah Nyata: Di sebuah SD negeri di Yogyakarta, siswa kelas 4 menggunakan Word untuk menulis karangan cita-cita mereka. Mereka menyisipkan gambar dari ClipArt, dan hasilnya membuat mereka bangga. Guru, Bu Sinta, merasa anak-anak lebih termotivasi karena tugas terlihat rapi dan menarik.
- Data: Menurut Kemendikbud, sekitar 90,1% SD di Indonesia tidak memiliki notebook/laptop, sehingga akses ke aplikasi Office masih sangat terbatas.