Hanya persoalannya, prediksi politik akan mengarah ke pertarungan dua kutub, Prabowo bersama Ganjar berhadapan dengan kubu Anies.
Di polarisasi ini, memang akan timpang. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan pendulum politiknya, nama JK diperkirakan akan masuk di dalam pertarungan, dan diprediksi akan mendampingi Anies Baswedan.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti berusaha menjelaskan ini dengan ringkas.
Ray menjelaskan bahwa JK sekarang masih berada di posisi menunggu untuk melihat perkembangan elektabilitasnya. Jika elektabilitasnya tetap stuck, maka kemungkinan dia akan berpikir untuk menjadi Wapres lagi, tetapi jika naik, maka Capres bisa diambilnya.
"Saya kira, Pak JK akan melihat perkembangan. Apakah dalam satu tahun ke depan, beliau dapat naik elektabilitasknya di kisaran 5 besar," kata Ray Rangkuti.
"Jika itu tercapai, tidak menutup kemungkinan Pak JK akan kembali ke dunia politik praktis. Bukan sebagai Cawapres tapi sebagai Capres. Dan ini memungkinkan," demikian Ray Rangkuti.
Lalu siapa yang akan digandeng atau menggandeng JK? Jika turun, JK diperkirakan akan ramai diperebutkan. Meski tidak lagi muda, tapi kematangan berpolitiknya sudah terbukti.
Pilihan JK memang terbatas, dan tentu saja harus yang lebih muda. Ada Anies Baswedam, Ridwan Kamil, AHY atau bahkan Ganjar Pranowo.
Hanya, prediksi politik hari ini, memperhitungkan bahwa peluang besar JK adalah berpasangan dengan Anies Baswedan nantinya. Ini sebuah simbiosis mutualisme yang dianggap mujarab.
Anies butuh kematangan dan dukungan partai yang besar, sedangkan JK butuh mitra berusia muda yang mempunyai elektabilitas yang tinggi.
Jika kedua dugaan politik ini berjalan mulus, maka JK- Anies kemungkinan akan berhadapan dengan Prabowo dan entah dengan siapa yang menjadi wakilnya.