Klub Jerman, RBL Leipzig menjadi underdog kala akan melawan klub raksasa Prancis, Paris Saint Germain (PSG) Â di laga semifinal Liga Champions 2019/2020. Wajar saja, kemenangan atas Atletico Madrid tidak diduga sebelumnya, apalagi menghadapi PSG besok dinihari waktu Indonesia, Leipzig jelas lebih tak diunggulkan.
Mengapa? Leipzig jelas kalah segala-galanya. Kekuatan uang PSG membuat komposisi dan kualitas pemain mereka bisa dua atau tiga kali lipat di atas Leipzig. Minimal dari sisi kepopuleran. Siapa yang mengenal Yousef Poulsen, atau Christopher Nkunku, pemain depan Leipzig dibandingkan dengan Neymar, Kylian Mbappe, Mauro Icardi atau Edinson Cavani?
Di lini tengah dan belakang juga demikian. Â Okay, kita sebut Marcel Sabitzer, atau Dayot Upamecano yang tampil apik saat mengalahkan Atletio. Dahi anda mungkin akan mengkerut membaca nama mereka sambil memikirkan siapa mereka dan bagaimana cara mereka memainkan bola.
Akan tetapi jika menyebut nama Angel Di Maria, Julian Draxler, dan Thiago Silva, maka kita sama-sama tahu, ini pemain kelas dunia yang bisa dihadirkan karena kekuatan uang semata.
Lalu apakah kekuatan uang akan membuat PSG dapat mengalahkan Leipzig dengan mudah? Jika sepakbola itu hanya sesederhana itu, mungkin kita akan lebih suka main gaple, yang unsur kejutannya terkadang lebih seru daripada bola itu sendiri.
Bola itu bulat, di atas kertas bisa saja berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Inilah yang membuat pecinta sepakbola---saya dan anda sangat menyukai olahraga ini, "I Love this Game".Â
Artinya, Leipzig dapat saja mengalahkan PSG dan melaju ke final kompetisi terelit di Eropa ini, mungkin saja.Â
Lalu bagaimana caranya? Jika kekuatan pemain seperti langit dan bumi, maka ada faktor lain yang memungkinkan hal itu.
Bek tangguh PSG asal Brasil, Marquinhos seperti mengamini kemungkinan tersebut. Â Dalam pernyataannya di situs resmi klub, Marquinhos tidak menyebut tentang keunggulan individual Leipzig namun menyebutkan beberapa hal yang membuat Leipzig bisa menakutkan.
"Pada pertandingan sebelumnya melawan Atletico Madrid, mereka benar-benar mendominasi permainan, mereka memiliki banyak peluang untuk mencetak gol, bermain dengan intensitas tinggi, memiliki banyak penguasaan, dan menyerang tanpa rasa takut," ujar Marquinhos.
Tiga hal yang saya italic di atas memang terlihat jelas dari Leipzig saat menghadapi Atletico kemarin; intensitas tinggi, penguasaan bola dan mental bertanding. Leipzig tidak diunggulkan tapi bermain sebagai pemenang.
