Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Atalanta Tersingkir dengan Kejam

13 Agustus 2020   06:11 Diperbarui: 13 Agustus 2020   06:16 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atalanta Tersingkir dari PSG I Gambar : Tribun

Indah pada waktunya. Syair kuno ini nampaknya menjadi harapan dari anak-anak Bergamo kala akan berhadapan dengan klub raksasa, Paris Saint Germain. Bermain dengan kostum kebesaran biru hitam, dengan nama Atalanta, mereka berharap kejutan Liga Champions Eropa musim ini adalah mereka.

Atalanta berharap mengikuti jejak Ajax Amsterdam klub penuh kejutan musim lalu yang berhasil menapak semifinal sebelum dikalahkan oleh Tottenham Hotspurs.  Gianpero Gasperini berhasil membuat Atalanta menjadi tim ofensif yang memporak-porandakan Seri A dan juga Liga Champions.

Lihat saja torehan gol mereka yang mencapai 116 gol dalam 48 pertandingan di semua kompetisi. Ngeri. Mereka bermain tanpa rasa takut. Sesudah pandemi Covid-19 agak mereda di Italia, mereka bahkan tampil semakin menggila.

Itulah yang membuat Pau Gomez cs, bahkan diunggulkan untuk dapat mengalahkan PSG di laga perempat final yang dimainkan dengna sistim knockout di Estadio de Luz, Portugal.

Sayang, bermain tetap apik, nasib tak memihak mereka. Unggul satu gol melalui gol Pasalic di menit ke-28 hingga laga hampir berakhir, Atalanta dihempaskan dengan kejam setelah gol Marquinhos di menit ke 89 dan gol CHoupo-Mouting di masa injurytime membuat mereka harus tersingkir dengan skor 1-2.

Tersingkir dengan cara seperti itu memang kejam. Mereka bisa membunuh lawan sebelum 90 menit, tetapi kali ini kebalikan. Di saat lawan akan terbunuh, mereka disakiti, amat sakit meski tak berdarah-darah dingin.

Siapapun yang mneyaksikan laga ini, harus mengakui bahwa kualitas, kedalaman dan kekuatan duit berbicara di laga ini.

Ketika Atalanta harus mengeluarkan pemain kunci seperti Papu Gomez dan Duvan Zapata dari lapangan karena kehabisan napas dan terpaksa memasukkan pemain yang jelas berada di level yang berbeda, PSG nampak amat nyaman dengan pergantian pemain mereka.

Siapa yang menyangka di bench, lalu dimasukkan berturut-turut, Kylian Mbappe, Julian Draxler, Leandro Paredes ataupun Choupo-Moting sang penentu kemenangan itu. Ini pemain kelas wahid yang dimasukkan dari bench, ketika Angel Di Maria, Marco Verrati tidak bermain karena akumulasi kartu dan cedera.

Apakah ini berarti saya menganggap bahwa kekuatan uang yang menentukan kedalaman skuad sebagai kunci kekalahan Atalanta? Dengan berat hati saya akan bilang ya, itulah.

Kedalaman skuad mebuat pelatih PSG, Thomas Tuchel bisa nyaman memainkan strateginya yang berbeda ketika ketinggalan. Lihat saja ketika Mbappe masuk, meliuk-liuk dan membuat Hatebour kebingungan dan mau gila, siapapun yang menyaksikan tahu bahwa gol tinggal menunggu waktu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun