Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Supaya Seri A Jangan Berubah Menjadi Seri J Juventus

2 Agustus 2020   17:23 Diperbarui: 2 Agustus 2020   17:25 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juventus Meraih Gelar Juara Kesembilan Secara Beruntun | Gambar: ForzaJuventusTwitter

Langkah strategis sudah dilakukan tim biru hitam musim ini. Salah satu langkah cerdik adalah dengan memboyong para persona yang memiliki darah pemenang Juventus ke Giuseppe Meazza. Diantaranya, juru transfer Beppe Marrota, dan sang allenatore, Antonio Conte.

Sang pemilik baru asal China, Steven Zhang  sepertinya mengerti benar filosofi mengalahkan Juventus yaitu berpikir seperti Juventus. Berpikir mengalirkan mental pemenang ke anak-anak biru hitam agar haus dan dahaga juara seperti La Vechia Signora.

Caranya adalah dengan melakukan transfer secara cerdas dengan mendatangkan pemain yang cocok dengan keinginan pelatih serta mendatangkan pelatih yang bermental pemenang seperti Antonio Conte.

Hasilnya mujarab. Inter dapat dikatakan tampil luar biasa musim ini, menjadi tim yang menempel ketat Juventus di pucuk klasemen hingga giornata terakhir, serta menjadi tim yang memiliki karakter tangguh dengan pertahanan yang paling solid dan penyerang yang tajam.

Internisti sudah bermimpi agar Inter menjadi scudetto musim ini, namun menurut saya terlalu premature harapan atau mimpi itu, perlu panjang sabar. Mengalahkan superioritas Juventus yang sudah meraih gelar kedelapan kali secara beruntun tentu tidak mudah.

Menurut saya, Inter butuh satu musim untuk beradaptasi menjadi pemenang, lalu musim depan menjadi scudetto. Artinya musim depan Inter scudetto? Jika arah angin tak berubah, maka sangat mungkin.

***

Cara seperti ini sebenarnya sudah coba dilakukan oleh De Laurentius, bos besar Napoli. Dia merekrut Carlo Ancelotti sebagai pelatih Napoli ketika merasa komposisi pemainnya sudah bisa bersaing dengan Juventus. Sayang di tengah jalan,  Ancelotti dan Laurentius berseteru dan akhirnya Napoli harus seperti restart dari nol lagi ketika mendatangkan Gennaro Gattuso sebagai pelatih.

De Laurentius memuja muji Gatusso tapi hati kecilnya tahu, untuk bersaing dengan Juventus, itu tak cukup. Akhirnya, Inter hanya menjadi peserta Liga Eropa musim depan, dan bersiap kehilangan pemain bintang yang ingin tampil di Liga Champions seperti Koulibaly atau Arkadiuz Milik.

Soal AS Roma, ini kasusnya berat. Mereka kehilangan semangat karena belum menemukan investor yang kaya seperti Inter Milan dan Juventus. Tanpa uang yang melimpah dan berharap hanya kepada pemain muda berpotensi seperti Zaniolo, Roma tak akan bisa berbuat banyak. Kecuali, ada pengusaha China yang mau mengakuisisi Roma. Itu tentu doa utama Romanisti menyambut musim depan.

Saudar sekota Roma, yakni Lazio musim depan nampaknya akan seperti musim ini. Berlari cepat, bernafsu tetapi kehabisan bensin mendekati akhir musim. Kedalaman skuad yang tak dalam memang hanya bisa membuat mereka berjalan seperti ini dan cukup mensyukuri berada di posisi keempat di bawah tim penuh kejutan musim ini, Atalanta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun