Pragmatisme sepakbolanya yang berhasil di Inter Milan, tak laku lagi di Eropa saat ini. Untuk berhasil di Eropa perlu gaya yang lebih atraktif seperti Zidane, Guardiola atau Klopp, selebihnya hanya akan gagal.
Ini sudah dibuktikan dengan kegagalan Mou di Hotspurs. Gaya melatih Mou tidak mampu membuat Harry Kane atau Delle Ali yang biasanya agresif mendapat tempat yang cocok, Mou terlalu kaku dan rasanya akan dipecat Spurs.
Kembali ke Zidane sebagai seorang yang jenius. Kembali ke Real Madrid dan membawa Madrid menjadi kampiun La Liga adalah satu pembuktian lain. Tanpa Ronaldo, Zidane memiliki keberhasilan lain bahwa mampu juara tanpa mega bintang yagn lama diandalkannya.
Zidane mampu mengatur kartu as di lapangan dengan tepat. Pemain baru seperti Rodrygo, Militao atau Mendy kali ini bisa menunjukan permainan terbaik mereka, dengan catatan hebat lainnya bahwa Eden Hazard belum maksimal.
Sesudah juara  La Liga, Zidane bersiap menghadapi Guardiola di lanjutan Liga Champions. Madrid ketinggalan secara agregat 1-2 dari City, kita tunggu saja, apakah Zidane dapat melewati Guardiola nanti saat keduanya bersua di leg kedua perdelapan final Liga Champions pada awal Agustus nanti.
Jika berhasil, pujian Belmadi memang benar, dan membuktikan bahwa pujian ini bukan lahir dari  nepotisme atau darah Aljazair yang sama-sama mengalir di tubuh mereka.