Legenda NBA, Kobe Bryant meninggal dunia. Kobe adalah satu dari 9 korban yang dinyatakan tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter di Calabasas dekat Los Angeles, California, Amerika Serikat, Minggu (26/1) pagi waktu setempat.
Pecinta basket termasuk saya adalah yang ikut bersedih untuk kepergian pria berusia 41 tahun ini, apalagi dengan cara tragis. Bagi saya, Kobe adalah sosok yang spesial, dengan kepribadian yang besar.
Baru kemarin saya membaca cuitan Kobe ketika rekornya berhasil disalip oleh LeBron James.
Sebelumnya Kobe menghuni peringkat ketiga pencetak poin sepanjang masa di NBA dengan 33.643 poin. Â Namun, dalam pertandingan melawan 76ers, LeBron berhasil melewati rekor Kobe. Le Bron mencetak 29 poin dan membuat poinnya menjadi 33.655 poin.
Kobe lalu memberikan rasa hormatnya kepada LeBron dengan menuliskan, "Continuing to move the game forward @KingJames. Much Respect my brother".
Kobe memang mencintai basket lebih dari segalanya. Ketika ada yang membuat sesuatu yang fantastis untuk basket, Kobe ikut menikmati dan merayakannya.
Di lapangan basket, saya menganggap Kobe adalah sosok inspiratif. Tubuhnya tak sebesar Michal Jordan ataupun LeBron James, tetapi Kobe tetap tampil garang di lapangan. Duetnya bersama Shaq O'Neal adalah salah satu duo yang akan diingat oleh para penggemar basket.
Selain itu, Kobe adalah pebasket yang besar karena menghargai sebuah proses. Kecepatannya yang membuat dirinya dijuluki sebagai "Black Mamba", Â adalah hasil dari kerja keras.
Tidak seperti rekan-rekannya yang langsng berhenti setelah jam latihan usai, Kobe selalu memberikan tambahan waktu dua jam untuk melatih kecepatannya. Sadar tidak mempunyai tubuh yang besar, salah satu latihan yang disukai Kobe adalah satu lawan satu.
Ketika timnya kalah, dan para pemain memilih untuk segera pulang. Kobe tak demikian. Konon, Kobe akan tetap di lapangan dan melatih tembakannya.