Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maukah Anda Mencintai Desember?

2 Desember 2019   20:09 Diperbarui: 2 Desember 2019   20:11 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desember I Gambar : Tribun

Sudah Desember. Bulan terakhir dalam kalender Masehi, bulan kedua belas dalam kalender masehi.. Sejatinya, Desember bukan berarti dua belas, tetapi berasal dari bahasa latin decem yang berarti kesepuluh.

Alkisah Kerajaan Romawi dalam kalender awalnya memang menempatkan Desember dalam posisi kesepuluh bukan kedua belas. Pada mulanya urutannya sebagai berikut ; Martius, Aprilis, Maius, Iunius, Quintilis, Sextilis, September, October, November, December. Hanya sepuluh bulan.

Martius menjadi awal dan Desember menjadi akhir. Setelah itu, kalender ini berganti lagi saat berubah menjadi  Kalender Republik Romawi (152 - 46 SM), seraya menambahkan dua bulan di depan bulan Martius, yakni bulan Ianuarius dan bulan Februarius. Gampang ditebak, Ianuarius itu adalah Januari dan Februarius itu Februari.

Memang ada beberapa perubahan "kecil" sesudah itu.  Quintilis (kelima) kemudian diganti menjadi Iulius (Juli), lalu Sextilis (keenam) kemudian diganti menjadi Augustus untuk menghormati nama dari beberapa kaisar Romawi, hingga akhirnya resmi dilembagakan oleh Paus Gregorius XIII tahun 1582 dengan nama Kalender Gregorius dan sekarang dikenal dengan  Kalender Masehi. 

Mau berubah seperti apa, satu yang selalu tetap, Desember tetap berada di paling akhir. Jika ditanya tentang apa yang dirasakan saat memasuki bulan ini? Tentu saja beragam.

Dari sudut pandang pekerjaan, Desember adalah bulan sibuk. Desember membuat banyak orang  terlihat sangat sibuk, lebih sibuk dari biasanya. Target-target pekerjaan berusaha dipenuhi, dikejar, karena deadline dan sebagainya.

Dari perspektif, pergantian musim, Desember dianggap bulan dimana penantian musim hujan, terutama di daerah timur di Indonesia. Bau tanah yang menyengat karena tersiram air hujan pertama adalah sesuatu yang dinantikan di Desember. Musim baru, dan tentu harapan baru bagi para petani yang amat membutuhkan air.

Dua perspektif ini sudah cukup kontras untuk melihat bagaimana Desember akan berlalu, larut dalam kesibukan atau memunculkan sebuah harapan baru. 

Kata beberapa orang demikian ; "Ah, tak usahlah memikirkan Desember, dia akan berlalu, sebagaimana mesti dan biasanya".

Jika harus personal, saya memahami Desember dengan apa adanya. Sebagai manusia yang terbatas, masih banyak yang tak terkejar di Desember ini. Masih ada target pekerjaan yang belum tercapai, dan juga humaniora sense yang terkadang pasang terlalu cepat namun surut terlalu jauh. Ah, manusia fana.

Akan tetapi, jika bicara dari segi waktu, titik Desember adalah titik dimana syukur itu mutlak ada. Desember bukanlah perhentian, tetapi Desember itu sebuah perjalanan. Perjalanan yang tak satupun memastikan bahwa akan sampai di titik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun