Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menang Terus, Solskjaer dan MU Jangan Lupa Diri

28 Desember 2018   07:23 Diperbarui: 28 Desember 2018   08:31 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solskjaer dan Pemain MU sedang di trek Kemenangan. Sumber foto : Kompas.com

Bagi saya sepak bola itu dapat berlaku kejam. Mengapa demikian? Sepak bola dengan cepat mampu membuat kita terbang tinggi senang bukan kepalang, tetapi dengan cepat pula mampu "menarik" kita hingga jatuh ke titik paling rendah, pedih menyakitkan.

Semua penikmat bola sejati pasti memahami yang saya bicarakan ini, namun tampaknya hampir tidak punya cara untuk mengontrol itu semua. Bukankah ini yang membuat sepak bola semakin dicintai?

Pengantar ini terasa tepat untuk menggambarkan apa yang sekarang dirasakan oleh pelatih baru Manchester United, Ole Gunar Solskjaer, pemain MU dan tentu saja penggemar klub yang bermarkas di Old Trafford itu.

Apa sebabnya? Transisi pergantian pelatih dari Jose Mourinho yang dipecat ke Solskjaer berjalan mulus dengan dua kemenangan meyakinkan atas Cardiff City, 5-1 dan Huddersfiel 3-1. Minim kemenangan dengan skor besar serta permainan yang atraktif di era Mou tergantikan dengan segera di tangan Solskjaer.

Hasil-hasil ini membuat Solskjaer, dan semua yang mencintai MU melayang tinggi, tidur tenang dan mulai bermimpi besar, seperti yang dikatakan oleh pemain tengah MU asal Spanyol, Juan Mata.

 "Kemenangan atas Cardiff memang meyakinkan dan akan mendongkrak moral menuju akhir 2018 dan mendekati tahun baru. Sekarang waktunya untuk optimistis, menatap ke depan dan terus bekerja untuk merangkak naik di papan klasemen".

Percaya diri itu perlu, tetapi jika terlalu cepat dan tidak dikontrol, sakitnya akan terasa. Mengapa saya mengatakan demikian? Ada 3 (tiga) alasan utama yang akan saya kemukakan, semoga berkenan.

Pertama, Cardiff City dan Huddersfield bukan tolak ukur yang tepat untuk menggambarkan kebangkitan MU.

Cardiff City yang penjaga gawangnya adalah kiper tim nasional Filipina, Neil Etheridge itu hanyalah tim yang berperingkat 17, satu strip di atas zona degradasi. Satu gol yang mereka ciptakan ke gawang MU juga tergolong istimewa, karena musim ini mereka hanya mampu mencetak 18 gol.

Begitu pula dengan Huddersfield Town, penghuni lantai paling dasar liga. Memiliki poin hanya 10, Huddersfield seperti akan menjadi tim lumbung gold an lumbung poin bagi tim-tim raksasa seperti MU.

Artinya, seharusnya tidak ada yang perlu dibanggakan dari kemenangan atas kedua klub ini. Mendongkrak kepercayaan diri, mungkin iya, tetapi menilai bahwa MU akan terus berada di rel kemenangan, sabar dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun