Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kevin/Marcus ke Final dan Memahami Persoalan "Shuttlecock" di French Open 2018

28 Oktober 2018   16:13 Diperbarui: 29 Oktober 2018   14:52 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kevin / Marcus melaju ke partai puncak French Open 2018 I Gambar: Badmintonindonesia.org

Anthony tidak sendirian, ganda campuran senior, Lilyana Natsir / Tantowi Ahmad juga mengeluhkan hal yang sama.

"Kalau dilihat dari penampilan, bisa menang. Shuttlecock berat, jadi harus ekstra tenaga, harus lebih sabar dan menerapkan pola yang benar. Kalau mau adu kuat pasti ketinggalan, tadi sudah benar polanya, tapi kami cepat sekali buang poin," Kata Liliyana setelah dikalahkan Yuta Watanabe / Arisa Higashino (Jepang), dengan skor 16-21, 21-16, 21-18 di perempat final.

Ada Apa dengan Shuttlecock?

Ada apa dengan shuttlecock yang seperti menjadi "kambing hitam" kekalahan dari pebulutangkis kita.?

Setelah membaca beberapa referensi saya menemukan kesimpulan, bahwa itu bukan alasan yang dibuat-buat. Faktor shuttlecock, sangatlah penting apalagi berkaitan dengan kecepatan dan berat shuttlecock itu sendiri.

Pertama soal kecepatan. "Kecepatan" merujuk pada seberapa jauh  shuttlecock bisa meluncur bila dipukul dengan daya tertentu, semakin jauh maka dapat dikatakan lebih cepat.

Persoalannya, shuttlecock yang sama memiliki kecepatan yang berbeda di tempat yang berbeda tergantung perbedaan dari tahanan udara pada ketinggian. Artinya,  beda tempat, bisa berbeda. Shuttlecock yang bagus digunakan di Jakarta , dapat saja tidak bagus jika digunakan di Paris (kasus Anthony)  atau sebaliknya.

Kedua, soal berat shuttlecock. Paling tidak ada beberapa sistim yang biasa digunakan untuk menghubungkan berat dan kecepatan shuttlecock, seperti yang dirilis oleh badmintonbay.com.

Diagram kecepatan dan berat Shuttlecok I Gambar: badmintonbay.com
Diagram kecepatan dan berat Shuttlecok I Gambar: badmintonbay.com
Pertama, 48/75 - ini berarti agak lambat dan digunakan di daerah ketinggian (pegunungan). Angka 48 berarti  beratnya 4,8 gram sedangkan 75 adalah kecepatan standar. Kedua, 49/76, medium lambat, cocok digunakan di daerah yang lebih hangat. Ketiga, 50/77 yang digunakan adalah medium, digunakan di  daerah pesisir. Keempat, 51/78, medium cepat, daerah dingin dan 52/79 cepat, daerah dingin, cocok digunakan di bawah permukaan laut.

Perbedaan-perbedaan inilah yang jika lambat diantisipasi dengan adaptasi yang cukup maka akan mempengaruhi para pemain. 

Jika France Open 2018 yang notabene adalah daerah dingin tentu akan menggunakan shuttlecock yang lebih berat, makanya diperlukan tenaga ekstra, inilah yang dikatakan oleh Owi / Butet setelah kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun