Melalui kelima artikel ini saya ingin mengiris hal lain  yang dikatakan oleh Edmund Husserl bahwa benda-benda tidaklah secara langsung memperlihatkan hakikat dirinya. Apa yang kita temui pada benda-benda itu dalam pemikiran biasa bukanlah hakikat. Hakikat benda itu ada dibalik yang kelihatan itu.
Bola hanyalah sebuah benda mati berukuran diameter 69.5 cm dan berberat 445 grams. Namun ketika bola itu dimainkan oleh 22 orang dalam satu lapangan berukuran 110 m x 75 m maka keindahan sepak bola itu terbentang. Keindahan yang bukan saja muncul dari permainan tim, atraksi para seniman bola tetapi juga muncul karena pengalaman-pengalaman hidup. Pengalaman yang menjadikan sepak bola dapat memperlihatkan sisi lain yang jujur, apa adanya.
Akhirnya sekali lagi, kelima artikel ini ingin menuturkan bahwa ilusi bercermin itu bukanlah hanya untuk diri sendiri, namun eksotis sempurna saat menjadi inspirasi bagi kehidupan yang lebih baik di jagat semesta ini. Sepak bola dapat melakukannya.
Tabik!