Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Aletheia dan Penerapan Teknologi VAR di Sepak Bola

11 Januari 2018   20:19 Diperbarui: 12 Januari 2018   20:23 3516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan VAR di Liga Eropa I Gambar : lequipe

Ketika wacana tentang penggunaan teknologi dalam sepak bola mulai diangkat ke permukaan, mantan Presiden FIFA Sepp Blatter menjadi salah satu yang menolaknya, malahan dengan sangat keras. "Kami akan bergantung pada manusia." teriak Blatter.

Alasan Blatter lebih kepada mempertahankan identitas alami sepak bola, minimal menurut dirinya sendiri. "Pemain membuat kesalahan, pelatih membuat kesalahan dan ya, kadang wasit membuat kesalahan. Tapi sepak bola adalah gairah, sepak bola adalah emosi. Sepak bola memiliki sentuhan manusia. Menurut pendapat saya, selama saya bertugas, saya akan memastikan tidak ada bantuan teknis yang akan diperkenalkan." tambah Blatter.

Tetapi waktu berubah, Blatter pun berubah, menjelang pengunduran dirinya pada tahun 2015 karena skandal korupsi, pandangan Blatter perlahan-lahan berubah. Blatter dan FIFA mulai membuka dirinya terhadap teknologi dan mendukung dua proyek teknologi yang dapat membawa sepak bola ke era baru, yakni Goal Line Technology (GLT) dan Video Assistant Referee (VAR).

Entah angin apa yang mengubah Blatter tetapi sejatinya teknologi pantas untuk mendampingi sepak bola tanpa niat mengurangi keindahan sepak bola itu sendiri. Malah teknologi dapat menyibakan sesuatu yaitu kebenaran, bukankah kebenaran dengan keindahan erat bersahabat?

Seperti pendapat seorang filsuf metafisis-fenomenogi-eksistensialis asal Jerman yang hidup di awal abad ke-20 bernama Martin Heidegger. Heidegger berkeyakinan bahwa jikalau manusia menolak teknologi, maka hal itu akan membatasi kemampuan manusia untuk sungguh memahami realitas yang ada di sekitarnya. Kebenaran bukanlah hanya soal pengetahuan, tetapi soal keterbukaan (aletheia) realitas itu sendiri pada manusia.

Teknologi bukan hanya alat. Teknologi adalah jalan untuk mengungkapkan diri dari realitas. Jika kita memberikan ini kesempatan, maka ruang yang lain dari teknologi akan membuka dirinya pada kita. Ini adalah ruang untuk pengungkapan, misalnya, kebenaran.

Pengungkapan kebenaran yang dimaksud Heiddeger disebut Aletheia. Dalam mitologi Yunani Aletheia adalah dewi kebenaran, kejujuran, dan ketulusan. Istilah Aletheia untuk melambangkan kebenaran. Alethia, jalan penyingkapan sebuah kebenaran. Ketika kebenaran itu diungkap, mungkin perih dan kesedihan akan berganti kebahagiaan. Mungkin.

Bayangkan jika pada Piala Dunia 2010 tendangan Frank Lampard yang telah masuk ke gawang dan dianulir dievaluasi dengan teknologi garis gawang, bisa saja sejarah berubah. Sayang pada saat itu, teknologi itu belum diuji coba, hasilnya, hingga sekarang penggemar Inggris masih diliputi kepedihan dihajar Jerman 1-4 pada pertandingan itu. Jika saja GLT sudah diterapkan, mungkin saja hasilnya berubah.

Akhirnya FIFA untuk pertama kalinya menguji dan menggunakan teknologi garis gawang (GLT) untuk pertama kalinya dalam sebuah turnamen resmi yaitu di Piala Dunia antar klub FIFA 2012 di Jepang.  Hal ini berjalan dengan baik sehingga hari ini beberapa liga terpenting di seluruh dunia menggunakan teknologi ini, termasuk Liga Primer Inggris, Bundesliga Jerman, Ligue 1 Prancis, Serie Italia dan Eredivisie Belanda.  

Teknologi lain bernama Video Assistant Referee(VAR) sendiri baru secara resmi digunakan pada tahun 2017 lalu saat penyelenggaran Piala Konferedasi di Rusia.  Meski masih sedikit membingungkan,  dari 12 pertandingan, teknologi VAR telah membantu 7 kali peninjauan ulang keputusan wasit dari 29 insiden yang terjadi selama turnamen.

Penjelasan Penggunaan VAR I Gambar :FIFA.com
Penjelasan Penggunaan VAR I Gambar :FIFA.com
Jika teknologi garis gawang (GLT) hanya mengakomodir satu kebutuhan saja yaitu; melihat bola tersebut telah masuk ke gawang atau tidak, maka VAR meninjau empat fokus yatu kejadian gol, keputusan penalti, insiden kartu merah, dan kesalahan pemberian hukuman berkaitan dengan identitas pemain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun