Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bukan Faktor Global yang Pengaruhi Ekonomi Kita, Melainkan Masalah Domestik

8 Mei 2017   18:33 Diperbarui: 9 Mei 2017   13:02 3605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

global-new-normal-591043d7707a61ac550d2877.jpg
global-new-normal-591043d7707a61ac550d2877.jpg
Global Economic - New Normal (koleksi : Arnold M.). (Penjelasan tentang New Normal dapat dilihat dengan klik di sini.)

Memperhatikan gejolak global dan domestik yang terjadi dan kondisi New Normal, dan menggunakan "Important & Urgent Matrix" (Matriks Penting dan Genting) serta memperhatikan tingkatannya (rendah hingga tinggi) dapat dipetakan permasalahan sebagaimana diberikan pada Peraga-4.

matriks-penting-dan-genting-5910454e5697731e735c4abd.png
matriks-penting-dan-genting-5910454e5697731e735c4abd.png
Matriks Penting dan Genting berdasarkan skala - koleksi Arnold M.

Untuk permasalahan yang tingkat kepentingannya rendah dari sisi perekonomian, tidak akan dibahas dalam artikel (mencakup isu paham, mahzab, serta riak sosial politik).

Dalam lingkup domestik, masalah kritikal yang perlu dikelola dengan cermat, berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dan peningkatan investasi yang berimplikasi pada peningkatan daya beli masyarakat dan peningkatan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan perekonomian yang mengalami kondisi keterbatasan dan memilih kebijakan stimulus anggaran (bukan pengetatan atau austerity), dampak defisit anggaran pasti akan terjadi dan perlu ditutup dengan penambahan utang.

Sementara untuk jangka waktu panjang, diperlukan fokus dalam penanganan hal-hal yang berkaitan dengan reformasi birokrasi, peningkatan penerimaan negara melalui pajak, dan upaya pemerataan dengan pemberdayaan pada sektor usaha masyarakat. Berkaitan dengan hal ini akan mencakup akses pada sumber daya dan pendidikan serta dukungan untuk bertumbuh. Selain itu perlu wawasan dan perspektif terhadap masa depan yang berkaitan dengan perkembangan Ekonomi Digital serta kepedulian terhadap masalah Pangan, Energi, serta Air (Food, Energy, Water) dan memperhatikan Tujuan Pertumbuhan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).

Situasi Dilematis

Untuk membangun infrastruktur, pemerintah menghadapi keterbatasan fiskal sehingga mendorong partisipasi publik melalui skema PPP (Public Private Partnerhip) dengan berbagai dukungan dan penjaminan. Beberapa proyek stratejik dengan atribut prioritas yang ditawarkan pemerintah sayangnya tidak dipersiapkan secara utuh dan komprehensif sehingga minat untuk pihak swasta berpartisipasi rendah. Selayaknya pada tahapan pertama yang dimajukan bukan "mega proyek' tetapi proyek berukuran kecil atau sedang dengan tingkat kompleksitas tidak tinggi serta memberi dapak langsung pada pertumbuhan perekonomian dengan orientasi "Small is Beautiful".

Dalam berbagai kesempatan menyampaikan permasalahan seputar pertumbuhan ekonomi, SMI selalu menyebut investasi swasta sebagai faktor penting. Kondisi ini memang ideal tetapi pada kenyataannya swasta enggan berinvestasi karena mengalami "Resesi Neraca" (Balance Sheet Recession); sedangkan dukungan kredit perbankan masih sulit diharapkan akibat deraan masalah Non Performing Loan (lihat artikel : "Stimulus dalam Pasungan dan Ancaman Resesi Neraca", klik di sini untuk at membaca artikel).

Pihak swasta domestik dan asing adalah pihak yang tidak dapat dikendalikan pemerintah; pengambilan keputusan untuk berinvestasi akan dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas serta kemampuan. Dengan demikian tinggal bergantung pada sikap pemerintah sebagai pemegang kendali fiskal apakah tetap memperhatikan situasi dilematis dengan pertumbuhan investasi rendah atau bersedia untuk meningkatkan defisit yang berimplikasi pada peningkatan utang. Pertimbangan untuk situasi ini pun sudah pernah dibahas dan ditulis dalam artikel : "Saatnya Berutang" (klik di sini untuk membaca artikel). 

Ternyata bukan faktor global yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian Indonesia tetapi masalah domestik !

Arnold Mamesah - pekan ke dua Mei 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun