Mohon tunggu...
Arnol Goleo
Arnol Goleo Mohon Tunggu... Lainnya - Anakmomen

"Cukup pagi hari 'kau minum air susu ibumu', jangan sampai malam 'kau genggam buah dadanya.'"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa yang Kuno?

16 November 2022   13:27 Diperbarui: 16 November 2022   18:47 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Internet Archive

Pernahkah Anda berpikir, mengapa ilmuwan Barat meneliti Nusantara? Apakah karena moyang kita itu kuno atau primitif sehingga mereka tertarik meneliti Nusantara?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, saya akan menguraikan sedikit pemahaman generasi saat ini tentang peradaban Nusantara.

Generasi saat ini menganggap bahwa kepercayaan moyang dahulu itu kuno, lebih ekstrim lagi mereka mengatakan bahwa moyang dahulu "meyembah berhala" seperti menyembah pohon, batu, sungai dan semacamnya. Benarkah demikian?

Tanpa sadar, pikiran kita telah diracuni oleh pemikiran Barat. Mengapa tidak? Anda dan saya lahir di zaman saat ini semua pengetahuan, budaya, politik, dan agama Barat telah mendarah daging dalam tubuh dan pemikiran kita.

Bukan hanya kita yang berumur 20-an namun beberapa generasi ke atas juga demikian. Salah satu yang melatar belakangi pemikiran generasi saat ini bahwa moyang kita itu kuno adalah "agama."

Bukan tanpa alasan. Kita pernah dijajah bangsa Eropa selama beberapa abad. Tentu pemikiran dan pendidikan Barat telah melekat pada generasi sebelumnya. Apalagi kita saat ini sudah pada generasi ke berapa?

Memang, ada aspek positifnya dari Barat seusai menjajah Nusantara (Indonesia) namun lebih banyak "negatif" namanya juga menjajah.

Salah satunya adalah penyebaran agama. Seusai penjajahan, diikuti penyebaran agama sehingga agama atau kepercayaan asli Nusantara "mulai hilang," bahkan sebagian menganggap mereka (moyang kita dahulu) menyembah berhala sehingga "kita menganggap mereka itu sesat".

Bukan hanya itu, mereka (Barat) mengatakan bahwa peradaban Nusantara terbelakang atau "kurang beradab". Apakah Anda membenarkan hal itu?

Baca juga: Aku dan Hujan

Nusantara disebut "kurang beradab" mereka melihat dari aspek kepercayaan dan kebudayaan moyang kita dahulu. Kacamata yang dipakai juga berdasarkan kebudayaan mereka dan menganggap Nusantara itu kuno karena seperti saya telah sebutkan di atas tentang pemahaman generasi kita saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun