Mohon tunggu...
Arman Ramadhan
Arman Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampanye Politik sebagai Sarana untuk Mengemukakan Prinsip Komunikasi Islam

14 Juli 2022   23:47 Diperbarui: 14 Juli 2022   23:53 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kampanye politik menjadi hal yang sangat penting dalam mengusulkan calon kepada para khalayak masyarakat. Di dalam negara yang menganut sistem demokrasi pastinya kita sudah memahami bahwasanya, kampanye politik sudah menjadi upaya terorganisir yang berusaha untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan atau suara pada suatu kelompok tertentu. 

Yang bertujuan untuk memenangkan pemilihan tersebut dan setiap calon perlu mempertimbangkan perumusan cara dan perencanaan yang baik dan tentunya matang. Dikarenakan perumusan cara dan perencanaan ini menjadi hal yang krusial dan penting dalam menentukan kemenangan pada calon dalam proses pemilihan umum.

Di pandangan Islam politik sendiri diartikan sebagai Siyasah. Siyasah disini dimaksudkan kepada mengatur urusan umat, maka Siyasaha menjadi hal yang penting didalam Islam itu sendiri. Namun jika Siyasah diartikan sebagai orientasi kekuasaan, maka sesungguhnya Islam menganggap kekuasaan sebagai sarana untuk mempersembahkan  kepada Allah. 

Tapi pada kenyataannya banyak orang yang memanfaatkan Islam hanya sebagai sarana dalam masalah kekuasaan itu sendiri. Lalu sebagian orang sering mengsalah artikan istilah politik Islam sebagai perspektif Islam. Hal itu menjadi bentuk kewajaran di dunia nyata yang kita alami selalu menerapkan politik yang kurang atau sama sekali menyimpang dari ajaran Islam.

Memang hal yang benar jika agama Islam berisikan orang-orang yang paham, tahu, dan mengerti antar sesama di dalamnya. Tetapi bukan berarti sebagai orang yang bergerak dalam politik dan menggunakan agama Islam sebagai alat yang memperlancar urusan dalam mendapatkan kekuasaan. 

Dikarenakan hal tersebut tidak akan menjadi sesuatu yang membahagiakan dan para ulama juga telah mengajarkan yakni apabila politik digabungkan dengan agama maka politik tersebut akan mengalami kerusakan dan apabila agamalah yang digabung dengan politik, maka agama tersebutlah yang akan mengalami kerusakan. 

Hal ini bisa kita lihat didalam kehidupan sehari-hari agama dan politik disini seolah-olah dibuat bertolak belakang satu sama lain dikarenakan pada agama Islam sendiri diajarkan tentang hal kebaikan dan salah satunya dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka dari itu bagi orang yang menggunakan agama untuk urusan politik tidak dapat dibenarkan dan menjadi kesalah pahaman bagi pengertian politik didalam kajian Islam.

Berbicara mengenai agama Islam. Agama Islam sendiri mempunyai keterkaitan yang sangat penting dengan politik. Islam merupakan agama yang sama sekali memisahkan urusan duniawi dengan urusan akhirat. Islam mengajarkan kepada hambanya mengenai kebenaran, keadilan, kejujuran, kesantunan, kesopanan, menghormati orang lain, bertanggung jawab dengan apa yang diperbuat, istiqamah, dan masih banyak lagi. 

Pembelajaran tersebut harus diterapkan pada semua kalangan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Islam juga mempunyai prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam yang harus ada pada setiap kegiatan dan salah satunya dalam kampanye berpolitik.

Prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam yang harus diterapkan dalam berbagai kegiatan duniawi terutama didalam kampanye politik yaitu. Pertama, Qaulan Sadida prinsip komunikasi ini berisikan suatu penyampaian atau perkataan yang benar, jujur, lurus, tidak berbohong, dan tidak berbelit belit. 

Kedua, Qaulan Baligha prinsip komunikasi ini berisikan perkataan yang efektif, lugas, dan tepat sasaran. Ketiga, Qaulan Ma'rufa prinsip komunikasi ini berisikan perkataan yang menggunakan ucapan-ucapan pantas, santun, tidak menyakiti atau menyinggung kepada perasaan seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun