Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mewujudkan Pernyataan Ma'ruf Amin

27 November 2019   12:59 Diperbarui: 27 November 2019   13:11 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pinterpolitik.com

"Indonesia selayaknya menjadi tempat rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan Islam," kata Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Ia lalu menjelaskan bahwa Islam pada abad ke-8, berkembang sangat pesat dan diterima dengan baik oleh masyarakat di nusantara.

Sebagai seorang muslim--dan tentunya dalam perspektif muslim--saya sangat tertarik dengan pernyataan Pak Ma'ruf. Serasa angin dingin yang berembus di pagi hari. Saya bermimpi suatu hari masyarakat Islam di Indonesia bisa lebih berkembang daripada saat ini.

Tentunya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum bisa mewujudkan pernyataan Pak Ma'ruf tersebut. Misalnya dengan memperluas kesempatan kerja pemuda-pemuda muslim di Indonesia, di tanah kelahirannya sendiri, bukan di negara lain. Hal ini juga bisa dilakukan dengan membatasi dengan sangat ekstrim jumlah pekerja dari luar negeri yang bekerja di Indonesia. Setuju?

Tidak kalah penting adalah mempermudah akses pendidikan bagi anak-anak muslim, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan inilah yang nantinya akan memutus mata rantai "kelas elite" dan "jelata".

Pak Ma'ruf hendaknya juga banyak melakukan dialog dan pendekatan kepada para ulama. Mengapa? Karena apa yang terjadi--setidaknya dalam lingkungan sosial saya--di masyarakat, Islam sedang terpecah dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan tentang agama Islam itu sendiri. Pak Ma'ruf bersama para ulama berkewajiban untuk memberikan edukasi mengenai hal tersebut, termasuk politik dalam sudut pandang Islam.

Syekh Abdur Rahman bin Nashir As-Sa'di menjelaskan dalam urusan politik, Islam telah mengatur aturan paling sempurna dan adil. Islam mengajari umatnya segala yang harus dilakukan dalam berinteraksi dengan sesama muslim atau dengan yang lainnya. 

Nah, apa yang terjadi jika umat Islam--khususnya generasi muda--tidak mempelajari Islam secara keseluruhan? Kebodohan, tentu saja. Oleh karena itu, substansi utama dari mewujudkan pengembangan ilmu syariat adalah dengan memperkuat pendidikan dan kesejahteraan orang muslim.

Pertanyaan selanjutnya: "Pendidikan seperti apa yang sesuai demi memajukan masyarakat Islam?"

Sudah jelas memberikan pengajaran tentang Islam secara mendalam, dan diimbangi pengetahuan-pengetahuan lain yang sesuai dengan minat dan bakat dari para pemuda muslim. Anda tidak bisa bilang seorang anak yang jago menulis sastra lebih goblok daripada anak yang jago matematika. Sistem pendidikan Islam harus jauh dari cacat nalar.

Memaksimalkan potensi anak-anak muda muslim akan menjadi investasi besar dalam mewujudkan pernyataan dari Pak Ma'ruf. Saya juga berharap Pak Ma'ruf bisa mengusahakan agar banyak generasi muda Islam mendapatkan bantuan untuk bersekolah di luar negeri, baik menimba ilmu agama, maupun yang lainnya.

Kemudian, panggilan bersatu untuk umat Islam wajib digaungkan sesering oleh para petinggi yang beragama Islam. Kita lupakan persoalan melakukan kunut atau tidak, tahlilan atau tidak, dan sejenisnya, diganti dengan saling pengertian dan bahu membahu untuk kebaikan umat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun