Mohon tunggu...
Herdian Armandhani
Herdian Armandhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kalau Tidak Mampu untuk Menjadi Pohon Beringin yang Kuat untuk Berteduh, Jadilah Saja Semak Belukar yang Sisinya Terdapat Jalan Setapak Menuju Telaga Air

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Jengkol, Makanan Beraroma Dahsyat dan Kaya dengan Manfaat

16 Desember 2012   08:31 Diperbarui: 4 April 2017   18:22 9295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355646644842498031

[caption id="attachment_222044" align="aligncenter" width="300" caption="Tanaman Jengkol (Sumber : www.jepretanhape.wordpress.com)"][/caption] Dalam suatu acara pernikahan bersama seorang kawan, penulis sempat dijamu oleh si empunya hajat dengan hidangan jengkol. Entah karena sempat dihantui bahwa makan jengkol akan membuat nafas bau saat berbicara dengan seseorang akhirnya penulis urung untuk mengambil menu jengkol pada hidangan prasmanan tersebut. Seorang ibu disamping penulis tampak antusias mengambil hidangan jengkol, entah karena lapar apa memang doyan dengan yang namanya jengkol. Jengkol (Pithecollobium Jiringa/Pithecollobium Labatum ) merupakan tanaman sayur yang banyak ditemukan di Asia Tenggara khususnya Indonesia memiliki bentuk morfologi yakni berupa pohon dengan tinggi mencapai 10-26 meter. Buahnya berupa polong berbentuk gepeng dan berbelit. Warna buah Jengkol lembayung tua. Setelah tua, bentuk polong buahnya menjadi cembung dan di tempat yang mengandung biji ukurannya membesar. Tiap polong dapat berisi 5-7 biji Jengkol. Bijinya berkulit ari tipis dan berwarna cokelat mengilap.

Bau tak sedap merupakan hal yang mampu membedakan jengkol dengan jenis sayuran lain. Bau yang ditimbulkan dari jengkol itu sebenarnya cukup mengganggu, terutama bagi orang lain yang tidak ikut makan. Kalau yang makan, meskipun bau, setidak-tidaknya sudah menikmati kelezatan jengkol. Tetapi bagi orang lain yang tidak ikut merasakan, tetapi cuma kebagian baunya, akan merasa sangat terganggu. Apalagi dengan air seni yang dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol ini buang air di WC dan kurang sempurna membilasnya, maka WC akan bau tidak enak dan mengganggu ketenangan orang lain.

Saat dicerna jengkol akan menyisakan zat yang disebut asam jengkolat (jencolid acid) yang dibuang ke ginjal. Di sinilah efek yang sering ditakuti oleh orang-orang, yaitu jengkoleun atau jengkolan. Jengkolan terjadi saat asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut.

Dibalik aroma dahsyat jengkol selidik punya selidik ternyata memiliki khasiat yang luar biasa. Zat protein yang terkandung dalam jengkol mampu mengganti sel-sel yang sudah rusak ditubuh kita. Jadi, jengkol dapat disetarakan dengan kedelai dan kacang hijau.Bagi anda yang memiliki anemia disarankan memakan jengkol. Hal tersebut dikarenakan jengkol mampu membentuk zat besi yang ada pada tubuh. Ibu hamil dan menyusui sangat tepat menyantap jengkol yang diolah sebab ibu hamil dan menyususi membutuhkan zat kalsium dalam proses tersebut. Kandungan fosfor yang sangat banyak dalam jengkol yakni membantu mencegah gigi berlubang dan pengeroposan tulang. Selain itu juga jengkol kaya akan vitamin A,B1,B2 dan C.

Tips setelah mengonsumsi jengkol agar nafas tidak bau adalah segera menggososk gigi kita dengan pasta gigi. Jika anda sedang dalam acara pesta pernikahan atau kondangan bawalah permen jahe ataupun permen rasa kopi. Permen aroma tersebut meminimalisir aroma jengkol darimulut anda. Nah,jangan lupa ketika anda buang air kecil siramlah toilet dengan air sebanyak mungkin sehingga tidak menimbulkan kehebohan. Berani mencoba makan jengkol?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun